Di akhir abad ke-19, diawali dari usaha pemisahan psikologi dari filsafat, muncul istilah Psychologismus-Streit atau "perselisihan psikologisme". Apa itu psikologisme? Psikologisme adalah pandangan bahwa segala konsep/ gagasan dalam filsafat (batasan pengetahuan, sistem logika, dan lain-lain) dapat ditarik penjelasannya pada pengalaman mental atau proses psikologis (Vrahimis, 2013: 9). Posisi psikologi yang kian mantap dengan penelitian empiriknya membuat filsafat mesti mendefinisikan kembali tugas dan posisinya: jika segala problem filsafat bisa direduksi pada aspek mental, masih adakah sesuatu yang disebut sebagai filsafat "murni"? Menariknya, perselisihan ini tidak hanya di ranah perdebatan intelektual, tapi juga terbawa-bawa hingga ke ranah politik. Pada tahun 1913, 107 filsuf, beberapa diantaranya adalah Edmund Husserl, Paul Natorp, Heinrich Rickert, Wilhelm Windelband, Alois Riehl, dan Rudolf Eucken menandatangani petisi yang menuntut menteri kebudayaan Jer
14 Ramadhan 1433 H
Film Rain Man yang disutradarai Barry Levinson ini meraih empat Oscar pada penyelenggaraannya yang ke-61. Salah satu anugerah tersebut jatuh pada salah satu aktornya yaitu Dustin Hoffman yang memang tampil luar biasa sebagai seorang autis bernama Raymond Babbitt. Rain Man bermula dari cerita tentang seorang pengusaha muda bernama Charles Babbitt (Tom Cruise) yang kecewa pada mendiang ayahnya yang mewariskan tiga juta dollar bukan pada dirinya -yang ia pikir dirinyalah satu-satunya anak yang dipunyai sang ayah-. Setelah diselidiki siapa gerangan yang diwarisi uang tersebut, Charles menemukan bahwa ia adalah saudara kandungnya sendiri yaitu Raymond Babbitt . Ada dua kejutan yang diperoleh Charles: Pertama, ia tidak tahu bahwa dirinya punya saudara kandung. Kedua, saudara kandung itu mengalami autisme dan dirawat di sebuah rumah sakit bernama Wall Brook.
Cerita berikutnya berpusat pada bagaimana Charles menangani kakak kandungnya sendiri, Raymond. Charles merasa harus "menculiknya" karena ia sungguh menginginkan setidaknya setengah dari uang warisan tersebut. Kata Charles, "Raymond tak paham konsep uang. Kenapa ia yang mendapatkan warisan, sedang aku yang jelas-jelas membutuhkan uang?" Namun keautisan Raymond, -yang mengesalkan bagi Charles- ternyata kadangkala menimbulkan keajaiban tersendiri. Raymond adalah seorang jenius yang sangat pandai berhitung dan mengingat sesuatu secara mendetail. Keahliannya tersebut dimanfaatkan dengan baik oleh Charles untuk memenangkan sejumlah taruhan di Las Vegas. Pada perjalanan "penculikan" ini, Charles yang tadinya menyekap sang kakak demi uang, menjadi tersadar bahwa persaudaraan adalah lebih berharga adanya.
Cerita dalam film Rain Man sesungguhnya relatif sederhana (bahkan di pertengahan film, bagaimana akhir cerita ini sudah kurang lebih tergambarkan). Yang agaknya membuat Rain Man "selamat" adalah bagaimana akting Dustin Hoffman yang "nekat" tapi sekaligus juga menyentuh. Meski demikian, ada beberapa kejanggalan dalam cerita, misalnya: Charles berbalik simpati pada Raymond setelah memenangkan banyak uang di Las Vegas. Pada titik itu, bisa saja diasosiasikan bahwa sebenarnya Charles masih menunjukkan sikap money-oriented dan tak paham makna persaudaraan sesungguhnya. Adegan ciuman antara Raymond dan Susanna (Valeria Golino) pun dilakukan secara tiba-tiba dan tak ada transisi yang smooth. Agaknya Rain Man hanya pantas dianugerahi Oscar untuk Hoffman.
Rekomendasi: Bintang Tiga
Comments
Post a Comment