Skip to main content

Tidak Tahu

Tetapi aku tidak tahu ternyata usia 38 itu terasanya seperti ini. Juga aku tidak tahu ternyata beginilah kehidupan sehari-hari sebagai pengajar, penulis, dan pengkaji filsafat. Begitupun bayanganku tentang mereka yang menginjak fase lansia. Mereka tidak tahu bahwa usia 70 itu rasanya seperti itu. Begitupun bayanganku tentang para koruptor saat tertangkap. Mereka tidak tahu bahwa menjadi koruptor yang tertangkap itu rasanya seperti itu. Kita lebih banyak tidak tahu tentang segala sesuatu, tidak tahu sampai benar-benar merasakannya. Berada di dalamnya .  Bayanganku tentang masa tua adalah selalu ketakutan. Kecemasan karena kian dekat dengan kematian. Namun aku tidak tahu. Mungkin mereka malah bahagia. Buktinya banyak diantara mereka yang semakin bersemangat, kian giat berkarya, atau menjalani hari-hari yang santai tanpa ambisi selayaknya di masa muda. Aku tidak tahu rasanya menjadi mereka. Mereka sendirilah yang tahu rasanya bagaimana menjadi tua. Karena mereka ada di dalamnya .  Tetapi

Pembacaan Film Cast Away (2000)

Cast Away adalah film tahun 2000 yang disutradarai oleh Robert Zemeckis. Peran utama film ini diperankan oleh Tom Hanks sebagai Chuck Noland yang bekerja sebagai supervisor di jasa pengantaran FedEx. Pada suatu perjalanan menuju Malaysia, pesawat barang yang ditumpangi Chuck jatuh di Samudera Pasifik dan menyebabkan ia terdampar di suatu pulau. Di pulau tak berpenghuni tersebut, ia bertahan hidup selama empat tahun sebelum ditemukan oleh sebuah kapal besar lewat sebuah perjuangan membuat rakit hingga ke laut lepas. Selain kepandaian Zemeckis dalam mengambil gambar, film ini juga menyuguhkan beberapa makna yang bagi saya cukup filosofis, inilah dia poin-poinnya: Wilson si Bola Voli Pada momen ketika Chuck merasa kesepian, ia menemukan "teman" dalam diri bola voli yang kebetulan ikut terdampar di dalam bungkus paket FedEx. Ketika Chuck berusaha membuat api dengan menggesekkan kayu, tangannya terluka sehingga ia merasa kesal dan melampiaskannya dengan melemparkan bola tersebut. Lalu ia temukan bahwa darah yang menempel pada permukaan si bola bisa dibentuk hingga menyerupai wajah. Akhirnya Chuck membuat wajah pada bola voli itu dan menamainya dengan "Wilson" sesuai merk bola itu sendiri. Wilson selalu diajak berbincang oleh Chuck dalam segala situasi. "Percakapan" antara Chuck dan Wilson kadangkala juga diliputi hal-hal yang emosional dan sentimentil, termasuk ketika Chuck "bertengkar" dan melempar Wilson ke laut, namun akhirnya menyesal lalu minta maaf.
  • Emmanuel Levinas menempatkan wajah sebagai sentral bagi eksistensi. Manusia berada di dunia oleh sebab wajah. Ini ditegaskan pula dalam novel Face of Another karangan Kobo Abe. Ini kisah seorang ilmuwan jenius yang kehilangan wajah oleh sebab kegagalan eksperimen di laboratorium. Karena ketiadaan wajah, ia tidak bisa berkomunikasi, bahkan ia ditolak sang istri. Dari situ ia menyadari bahwa wajah adalah gerbang komunikasi, suatu gerbang antara diri dengan dunia. Demikian mengapa ketika bola voli itu dilukis wajah, maka ia menjadi ada dan bereksistensi. Padahal bisa saja bola voli itu dilukis jantung, hati, atau otak, namun kita bisa membayangkan bahwa itu semua belum mewakili sebuah eksistensi.
  • Ketika Wilson hadir dan bereksistensi, gerak gerik Chuck agak berubah. Dalam suatu peristiwa ketika Chuck berkonsentrasi membuat api, ia merasa "diawasi" oleh Wilson yang "berwajah". Chuck menjadi agak was-was dan memperlihatkan gestur cemas. Ini sesuai dengan analogi lubang kunci Jean Paul Sartre. Katanya, "Jika kita sendirian di kamar, maka kita bebas. Tapi jika ada seorang yang mengintip dari lubang kunci, maka eksistensi kita terobjekkan oleh eksistensi yang lain." Jadi keberadaan Wilson, meski imajiner, tapi secara psikologis mengubah kesadaran Chuck menjadi "merasa diobjekkan". Ini penting untuk diingat dalam konsep Tuhan. Tuhan diciptakan, jangan-jangan agar manusia merasa diawasi terus menerus sehingga was-was dalam segala keadaan. "Jika Allah tidak ada, semuanya boleh," kata Dostoyevsky.
Paket yang Tidak Dibuka
Ketika Chuck terdampar, bersamanya juga terdampar paket-paket FedEx. Ia membuka semuanya, kecuali satu yang bergambar sayap. Sampai ia selamat dan kembali ke kota, paket itu tetap tersegel dan ia kirim ke alamat yang dituju meski sudah lewat empat tahun. Hingga akhir cerita, isi paket itu tidak pernah diketahui.
  • Dalam mitologi Yunani dikenal wanita pertama yang diciptakan di muka bumi ini namanya Pandora. Penciptaan ini dilakukan oleh Hephaestus atas titah Zeus. Karena dendam pada Prometheus yang mencuri api dari Zeus, Zeus kemudian "menyusupkan" Pandora pada Epimetheus, yang merupakan saudara dari Prometheus. Tidak hanya Pandora yang disusupkan, melainkan bersamanya juga sebuah kotak terlarang yang tidak boleh dibuka dalam keadaan apapun. Namun kepenasaranan Pandora tak tertahankan. Kotak itu dibuka dan keluarlah berbagai macam kejahatan yang kemudian tersebar ke seluruh dunia. Pandora menutupnya cepat-cepat hingga tersisa satu hal yang berada di dasar yaitu Harapan. Kotak FedEx yang tidak pernah dibuka itu adalah simbol dari kotak Pandora. Bahwa harus selalu ada yang disisakan untuk tak dijamah, karena yang demikian berisikan harapan.

Antara Rakit dan Wilson

Ketika Chuck melakukan perjuangannya yang terakhir untuk selamat dengan membuat rakit besar, terjadi badai di laut lepas yang membuat rakitnya separuh hancur plus ia kehilangan Wilson. Pada titik ini ia mengalami dilema, apakah mau menyelamatkan Wilson atau bertahan di rakitnya. Untuk ini ia mempunyai solusi sementara, yaitu mengikatkan tangannya pada rakit sementara ia berenang mengambil Wilson. Pada akhirnya Wilson terombang-ambing semakin jauh dan Chuck memilih kembali ke rakit dengan teriakan memilukan, "Maafkan aku, Wilson!

  • "Manusia adalah tali yang terikat antara binatang dan adimanusia," kata Friedrich Nietzsche. Rakit adalah simbol binatang, karena disana mengandung elemen survival yang kuat, dengan menaiki rakit berarti tingkat kemungkinan bertahan hidupnya lebih tinggi. Sedangkan Wilson adalah simbol adimanusia. Adimanusia menurut Nietzsche adalah mereka yang menciptakan nilai-nilai alih-alih diperbudak oleh nilai-nilai. Wilson sendiri bagaimanapun adalah ciptaan Chuck beserta nilai-nilai di dalamnya.

Demikian apa yang bisa saya maknai dari film Cast Away. Tentunya pemaknaan ini adalah pemaknaan di balik fenomena. Fenomenanya sendiri tidak perlu saya bahas karena sungguh film ini sudah bagus dan memikat. Moga-moga pemaknaan ini memang betul-betul mengada-ada, seperti lazimnya kegiatan para filsuf yang rajin mengada-ada.

Comments

  1. nemu jga nama temennya Tom Hanks di Cast away... thq

    ReplyDelete
  2. Buat ku..inilah film terbaik sepanjang masa...#80 prsn peran individual tp fa bosanin.....5 bintang deh

    ReplyDelete
  3. Buat ku..inilah film terbaik sepanjang masa...#80 prsn peran individual tp fa bosanin.....5 bintang deh

    ReplyDelete
  4. Kesimpulan yg jeli bg, dan akurat.
    Aq nnton film ini d thn 2003 klu g salah, tp pingin nnton lg. Best x filmnya. Pembelajaran utk mmaknai hiduo.

    ReplyDelete
  5. Hmm,lumayan mengobati penasaran ttg maksud kotak bergambar sayap yang tidak dibuka. Gambar sayap juga tampak pada bagian belakang mobil pick up,silahkan diartikan sendiri...

    ReplyDelete
  6. Akhir cerita, jdi nikah apa ga?

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Tentang Live Instagram Dua Belas Jam

  Hari Minggu, 24 Juli kemarin, saya live Instagram hampir dua belas jam. Untuk apa? Pertama, mengumpulkan donasi untuk Kelas Isolasi yang kelihatannya tidak bisa lagi menggunakan cara-cara yang biasa-biasa (karena hasilnya selalu kurang memadai). Kedua, iseng saja: ingin tahu, selama ini saya belajar dan mengajar filsafat itu sudah “sampai mana” jika diukur dengan menggunakan jam. Putusan untuk mengudara dua belas jam tersebut tidak melalui persiapan matang, melainkan muncul begitu saja dari dua hari sebelumnya. Oh iya, materi yang saya bawakan adalah berkenaan dengan sejarah filsafat Barat. Keputusan tersebut membuat saya agak menyesal karena mesti menghabiskan hari Jumat dan Sabtu untuk baca-baca secara intens. Seperti yang sudah saya duga, belajar filsafat memang aneh: semakin dibaca, semakin menganga lubang-lubangnya. Awalnya, saya berniat untuk khusus membaca bagian Abad Pertengahan saja karena merasa pengetahuan saya paling lemah di bagian itu. Setelah lumayan membaca tipis-tip

Metafisika

Entah benar atau tidak, tapi boleh kita percaya agar pembahasan ini menjadi menyenangkan: Istilah metafisika terjadi oleh sebab sesuatu yang tidak sengaja. Ketika Aristoteles sedang menyusun buku-bukunya di rak, asistennya meletakkan buku yang berisi tentang segala sesuatu yang di luar kenyataan seperti prinsip pertama dan pengertian tentang ada (being qua being) setelah buku bertitel 'Fisika'. Atas ketidaksengajaan itulah, buku tersebut dinamai 'Metafisika'. 'Metafisika' berarti sesudah 'Fisika', yang memang secara harfiah betul-betul buku yang ditempatkan setelah buku 'Fisika' di rak Aristoteles. Istilah tersebut jadi terus menerus dipakai untuk menyebut segala sesuatu tentang yang di luar atau di belakang dunia fisik. Agak sulit untuk menjelaskan secara presisi tentang apa itu metafisika (tentu saja metafisika dalam arti istilah yang berkembang melampaui rak buku Aristoteles), maka itu alangkah baiknya kita simak beberapa contoh upaya untuk me

Kelas Logika: Kerancuan Berpikir (Informal)

 Dalam keseharian kita, sering didapati sejumlah pernyataan yang seolah-olah benar, padahal rancu dan sesat. Kerancuan dan kesesatan tersebut disebabkan oleh macam-macam faktor, misalnya: penarikan kesimpulan yang terburu-buru, penggunaan kata yang bermakna ganda, penekanan kalimat yang tidak pada tempatnya, pengaruh orang banyak yang menyepakati sebuah pernyataan sebagai benar, dan lain sebagainya.    Dalam ranah ilmu logika, kerancuan dan kesesatan diistilahkan dengan fallacy (jamak: fallacies ). Fallacy ini amat banyak ragamnya, dan di tulisan ini akan disebutkan fallacy yang sifatnya informal. Formal fallacies adalah kerancuan yang dihasilkan dari kesalahan dalam aturan silogisme, penalaran, dan pengambilan keputusan. Sedangkan informal fallacies (atau disebut juga material fallacies ) adalah kerancuan yang dihasilkan dari kekeliruan memahami konsep-konsep yang lebih mendasar seperti terma, definisi, dan pembentukan premis itu sendiri.  1. Kerancuan dalam Berbahasa  1