Skip to main content

Posts

Showing posts from June, 2018

Pembebasan

Suatu ketika saya menolak Adorno, karena idenya tentang emansipasi lewat musik Schoenberg itu terlalu elitis. Siapa bisa paham Schoenberg, kecuali telinga-telinga yang terlatih dan pikiran-pikiran yang telah dijejali teori musik? Bagaimana mungkin teknik dua belas nada yang tak punya "jalan pulang" tersebut dapat membebaskan kelas pekerja dari alienasi? Namun setelah ngobrol-ngobrol dengan Ucok (Homicide/ Grimloc) awal April kemarin, tiba-tiba saya terpantik hal yang justru berkebalikan. Kata Ucok, memang seni itu mestilah "elitis". Lah, apa maksudnya?  Lama-lama aku paham, dan malah setuju dengan Adorno. Pembebasan bukanlah sebentuk ajakan atau himbauan, dari orang yang "terbebaskan" terhadap orang yang "belum terbebaskan" (itulah yang kupahami sebelumnya). Pembebasan bukanlah sebentuk pesan, seperti misalnya musik balada yang menyerukan ajakan untuk demo, meniupkan kesadaran tentang adanya eksploitasi, atau dorongan untuk mengguncang oligarki.

Mengembalikan Marwah Bebunyian: Catatan Diskusi tentang Sound Art

Ditulis sebagai catatan pasca siaran di Radio Norrm, 6 Juni 2018. Tanggal 6 Juni kemarin, saya diundang oleh Bob Edrian untuk mengisi salah satu program di Radio Norrm. Program tersebut secara umum membahas tentang sound art dan pada kesempatan kemarin, secara spesifik, pembahasan berkutat seputar “filsafat bunyi”. Saya tidak sendirian, tentu saja. Ada Guru Besar Filsafat UNPAR, Bambang Sugiharto (BS), dan musisi senior yang sedang mengambil S3 arsitektur, Jack Simanjuntak. Bob sendiri berperan sebagai moderator.  Bob adalah kurator seni rupa. Namun dalam beberapa tahun belakangan ini, ia sedang mengikhtiarkan aliran dalam seni rupa yang menggunakan medium bunyi yaitu sound art . Tentu saja upaya mengangkat sound art ini mendapat tantangan serus, terutama dari wilayah seni musik yang merasa berhak bicara soal bunyi. Berbagai diskusi yang ia gelar, salah satunya program streaming di Radio Norrm ini, adalah semacam cara untuk menaikkan wacana sound art di tengah medan sosial