Tulisan ini bukan hendak mengagung-agungkan guru spiritual. Tulisan ini adalah hasil renungan atas film dokumenter di Netflix berjudul Bikram: Yogi, Guru, Predator (2019). Bikram Choudhury (lahir tahun 1944) adalah guru yoga pendiri Bikram Yoga yang populer sejak tahun 1970-an dengan cabang tersebar hingga 40 negara. Bikram Yoga mengajarkan 26 postur yang semuanya dilatih dalam temperatur mencapai 41 derajat celcius. Selain populer karena muridnya yang berjumlah jutaan dan cara mengajarnya dengan hanya menggunakan celana renang ketat, Bikram juga adalah pelaku kekerasan dan pelecehan seksual terhadap sejumlah muridnya. Hal inilah yang mengganggu saya dalam artian, seorang guru spiritual yang identik dengan dunia ketimuran sebagai dunia yang sebisa mungkin melepaskan keterikatan terhadap "nafsu kedagingan", ternyata begitu problematik dalam urusan seks yang konsensual. Problem guru spiritual ini terletak pada pengkultusannya. Sebagaimana diperlihatkan dala
Baru saja, pagi tadi, saya bertemu seorang tua bernama Pak Awal Uzhara. Ia adalah dosen di Jurusan Sastra Rusia yang menghabiskan lebih dari separuh hidupnya di Rusia untuk salah satunya kuliah di bidang perfilman dokumenter. Usianya saya kira 75 tahun, tapi ternyata ia lebih tua lagi. Hal itu terungkap dari cerita yang ia paparkan sendiri, "Waktu saya bekerja di Radio Moskow tahun 1995, usia saya enam puluh tahun.." Artinya, jika dihitung, maka usia beliau sekarang 82 tahun! Tentu saja kita tidak sedang membahas usia seseorang. Apa yang membuat saya sedemikian tertarik adalah tentang bagaimana pose Pak Awal ketika saya temui di perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya UNPAD. Ia sedang membaca, tenang sekali, di bawah sorot lampu baca. Tangannya meraba-raba kertas untuk membantu dirinya memerhatikan detail baris demi baris. Sesekali beliau memberikan sedikit coretan di atasnya entah berisi catatan apa. Apa yang dilakukan Pak Awal secara persis saya tidak paham, tapi yang pasti