Skip to main content

Posts

Showing posts from October, 2015

Guru Spiritual

    Tulisan ini bukan hendak mengagung-agungkan guru spiritual. Tulisan ini adalah hasil renungan atas film dokumenter di Netflix berjudul Bikram: Yogi, Guru, Predator (2019). Bikram Choudhury (lahir tahun 1944) adalah guru yoga pendiri Bikram Yoga yang populer sejak tahun 1970-an dengan cabang tersebar hingga 40 negara. Bikram Yoga mengajarkan 26 postur yang semuanya dilatih dalam temperatur mencapai 41 derajat celcius. Selain populer karena muridnya yang berjumlah jutaan dan cara mengajarnya dengan hanya menggunakan celana renang ketat, Bikram juga adalah pelaku kekerasan dan pelecehan seksual terhadap sejumlah muridnya. Hal inilah yang mengganggu saya dalam artian, seorang guru spiritual yang identik dengan dunia ketimuran sebagai dunia yang sebisa mungkin melepaskan keterikatan terhadap "nafsu kedagingan", ternyata begitu problematik dalam urusan seks yang konsensual.  Problem guru spiritual ini terletak pada pengkultusannya. Sebagaimana diperlihatkan dala

Mentransfer Kebijaksanaan

  Semester ini dapat dikatakan sebagai semester paling ideal untuk saya. Alasannya, pertama, saya diberi kesempatan untuk fokus pada satu mata kuliah saja -dan itu mata kuliah favorit saya- yaitu filsafat komunikasi. Alasan lainnya, saya mengajar filsafat komunikasi dengan berlandaskan silabus yang saya buat sendiri dan buku ajar yang saya tulis sendiri. Dalam arti kata lain, semester ini jadi semester yang benar-benar "saya".  Ketika menuliskan ini, semester baru saja berlalu setengahnya. Di rumah, saya mengoreksi ujian tengah semester dengan perasaan yang campur aduk. Ada perasaan senang oleh sebab jawaban-jawaban yang rumit, sistematis, dan mengutip kata-kata "filsuf langitan" seperti Nietzsche atau Heidegger; Ada perasaan sedih oleh sebab jawaban-jawaban yang datang dari pengetahuan seadanya dan menganggap bahwa "filsafat itu kebebasan" sehingga bisa dijawab dengan isian apapun; Ada perasaan galau oleh sebab pertanyaan yang terus menggelayuti saya