Skip to main content

Posts

Showing posts from March, 2017

Guru Spiritual

    Tulisan ini bukan hendak mengagung-agungkan guru spiritual. Tulisan ini adalah hasil renungan atas film dokumenter di Netflix berjudul Bikram: Yogi, Guru, Predator (2019). Bikram Choudhury (lahir tahun 1944) adalah guru yoga pendiri Bikram Yoga yang populer sejak tahun 1970-an dengan cabang tersebar hingga 40 negara. Bikram Yoga mengajarkan 26 postur yang semuanya dilatih dalam temperatur mencapai 41 derajat celcius. Selain populer karena muridnya yang berjumlah jutaan dan cara mengajarnya dengan hanya menggunakan celana renang ketat, Bikram juga adalah pelaku kekerasan dan pelecehan seksual terhadap sejumlah muridnya. Hal inilah yang mengganggu saya dalam artian, seorang guru spiritual yang identik dengan dunia ketimuran sebagai dunia yang sebisa mungkin melepaskan keterikatan terhadap "nafsu kedagingan", ternyata begitu problematik dalam urusan seks yang konsensual.  Problem guru spiritual ini terletak pada pengkultusannya. Sebagaimana diperlihatkan dala

Musik Klasik Bandung Pasca Mutia Dharma

Mutia Dharma (tengah) bersama saya ketika siaran di 100.4 KLCBS dalam rangka konser Ragazze Quartet (2014)   Tanggal 27 Februari kemarin, saya menyaksikan dengan mata kepala sendiri, di ruang ICU RS Santo Yusuf, seorang aktivis musik klasik berjuang meregang nyawa melawan penyakit yang menggerogoti tubuhnya dalam setahun terakhir. Tubuh sang aktivis tersebut akhirnya menyerah dan memilih untuk melepas jiwa pada Sang Khalik. Mutia Dharma adalah aktivis musik klasik yang bisa dikatakan tidak tertandingi di Bandung. Entah berapa banyak konser dan workshop yang sudah ia adakan, baik level lokal maupun internasional. Jika berusaha dikira-kira, pada masa jayanya (sebelum beliau mulai sakit), konser yang diadakan Mutia -dengan Classicorp Indonesia sebagai benderanya- bisa sampai paling sedikit dua bulan sekali diadakan -frekuensi lebih dari cukup untuk musik yang tidak terlalu banyak penggemarnya-. Artinya, wafatnya Mutia bisa menjadi dampak serius. Jika tidak ada regenerasi yang kuat, ma