Skip to main content

Posts

Showing posts from August, 2014

Pulih

  Jalan beberapa hari jaga, saya mulai bosan. Rasanya berat sekali menunggui dagangan yang pembelinya terhitung sedikit. Lebih menderita lagi jika melihat barang dagangan sebelah lebih ramai dibeli. Hal yang menjadi hiburan adalah menulis terus menerus, supaya tidak terlihat bengong. Supaya tidak mati gaya.  Beberapa hari yang lalu, pas hari awal-awal saya mulai jaga, tiba-tiba saya punya keberanian untuk posting foto di Instagram. Setelah itu mulai merambah ke Facebook, lalu mulai semangat untuk posting sejumlah story di Instagram, mulai dari tentang jalannya kasus sejauh ini sampai kegiatan sehari-hari. Entah keberanian dari mana, tiba-tiba saya mem-posting story tentang tulisan-tulisan yang diturunkan dari berbagai website. Saya menuliskan, "Siapa yang mau tulisan saya? Gratis, akan saya kirimkan via e-mail". Ternyata banyak juga yang menginginkan tulisan-tulisan itu, ada lebih dari 90 orang.  Kemudian saya terpikir untuk membuat grup lagi, bersama orang-orang yang bisa di

Perkembangan Ilmu Sosial

Sebelum berbicara soal pendekatan kualitatif, terlebih dahulu kita harus bicara tentang kenyataan ilmu-ilmu sosial. Namun sebelum berbicara tentang kenyataan ilmu-ilmu sosial, ada baiknya juga kita bicara tentang kenyataan ilmu-ilmu alam.  Sejarah Singkat Ilmu Alam: Fase Mitos  Jika kita mencoba menalar dengan pikiran kita sendiri, mungkin manusia terlebih dahulu berkutat dengan misteri alam semesta ketimbang misteri tentang manusia. Kenapa? Karena segala kebutuhan hidupnya yang paling dasariah tentu saja ia dapatkan dari alam. Ia sangat bergantung pada sungai, tanah, hujan, pohon, tumbuhan, hingga hewan-hewan. Manusia mula-mula mencoba memecahkan bagaimana caranya agar segala sesuatu itu terkontrol dengan baik sehingga hidupnya sendiri menjadi sedikit demi sedikit lebih terprediksi. Bayangkan jika manusia hanya mengandalkan hewan buruan yang berkeliaran di hutan-hutan liar yang rimbun dan gelap, tentu saja ia tidak bisa memprediksi apakah hewan tersebut akan ada esok hari ata

Mengenal Fenomenologi

Pada tulisan kali ini, saya tidak akan mengenalkan fenomenologi secara teoritis -seperti melibatkan nama-nama semacam Husserl, Heidegger, Marleau-Ponty, atau Schutz-. Saya akan mencoba secara perlahan berbagi tentang fenomenologi lewat contoh-contoh konkrit. Harapannya, mereka yang membaca tulisan ini dengan status awam, kemudian tertarik untuk melanjutkan bacaannya ke arah yang lebih teoritik baik soal sejarah maupun metodologinya secara lengkap. Pertama, pernahkah kita punya suatu pengalaman yang sangat personal terhadap misalnya, suatu benda? Benda itu bisa apa saja, boleh jaket, tas, baju, mobil, parfum, hingga sepatu. Benda-benda tersebut menjadi personal oleh sebab keberadaannya di dalam keseharian kita. Jaket warna abu-abu ini tidak bisa ditukar dengan apapun juga. Karena jaket ini pernah menemani saya pergi keliling Indonesia dengan menggunakan sepeda. Nilai penting jaket tersebut mungkin hanya dipunyai oleh orang tersebut dan tidak bagi yang lain.  Namun apa yang pers