Skip to main content

Posts

Showing posts from July, 2013

Tentang Kaum Intelektual dalam Pandangan Gramsci

  (Artikel diturunkan dari Bandung Bergerak) Nama Antonio Gramsci bukanlah nama yang terlalu asing dalam dunia pemikiran di Indonesia. Pandangannya tentang hegemoni kultural banyak digunakan untuk membaca beraneka pengaruh budaya yang ditanamkan oleh kelas yang lebih berkuasa ( ruling class ) sehingga diterima seolah-olah sebagai norma umum atau bahkan sesuatu yang “kodrati”.  Gramsci menulis sekitar tiga ribu halaman dalam kumpulan esai yang dijuduli Quaderni del carcere atau diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris menjadi The Prison Notebooks . Gramsci memang menulis dari balik jeruji penjara. Sejak bulan November 1926 hingga meninggalnya tahun 1937, Gramsci berstatus sebagai tahanan politik akibat dikenal keras mengritik rezim fasisme Musollini. Gramsci, yang lahir tahun 1891 di Sardinia, Itali, meninggal dalam usia 46 tahun di Roma akibat kesehatannya yang terus merosot sejak ditahan.  Dalam The Prison Notebooks tersebut, ada sejumlah problem yang dituliskan oleh Gram...

30hari30film: Brazil (1985)

20 Ramadhan 1434 H Terry Gilliam, sutradara film Brazil (1985), adalah anggota grup komedi terkenal asal Inggris bernama Monty Python. Kegilaannya tersebut tidak hanya disalurkan lewat Monty Python, melainkan juga melalui film-film yang ia sutradarai sejak tahun 1975. Hampir keseluruhan filmnya mengambil tema fantasi, futuristik, psikedelik, dan surealistik -tentu saja termasuk Brazil , filmnya yang keempat-. Film yang dibintangi oleh Jonathan Pryce, Robert de Niro, Kim Greist, dan Michael Palin ini mengambil tema masa depan yang distopis. Film Brazil berpusat pada Sam Lowry (Jonathan Price) yang berupaya mencari perempuan yang kerap hadir dalam mimpinya. Mimpinya tersebut menjadi semacam pelarian dari hidupnya yang berat: Bekerja di pangkat rendah, keadaan rumah yang mengkhawatirkan, dan situasi kota yang kompleks. Lowry punya peluang untuk menemukan perempuan dalam mimpinya yang diketahui bernama Jill Layton (Kim Greist), dengan bekerja pada kantor informasi. Lowry, di t...

30hari30film: For a Few Dollars More (1965)

19 Ramadhan 1434 H For a Few Dollars More (1965) adalah film yang disutradarai oleh Sergio Leone dan merupakan bagian kedua dari trilogi yang disebut sebagai Dollars Trillogy - yang pertama berjudul A   Fistful of Dollars , yang ketiga berjudul The Good, The Bad, and The Ugly -. Trilogi yang ketiganya menampilkan Clint Eastwood sebagai Koboi Tanpa Nama tersebut sering disemati label genre bernama  spaghetti western. Spaghetti western berarti film "koboi rasa Italia" -merujuk pada kualitas film koboi yang mumpuni seringkali justru ada di tangan sutradara Italia daripada Amerika!-. Ketiga film tersebut selain dikenal karena akting Eastwood yang epik, juga disebabkan oleh musik garapan Ennio Morricone yang untuk ukuran masa itu terbilang mutakhir. For a Few Dollars More , sebagaimana film koboi pada umumnya, tidak punya cerita yang istimewa. Isinya seputar uang, bandit, perempuan, sheriff , pembunuh bayaran, serta adegan tembak-tembakan. Ceritanya adalah tentang dua ...

30hari30film: Project X (2012)

18 Ramadhan 1434 H Project X (2012) adalah film komedi yang disutradarai oleh Nima Nourizadeh. Film tersebut bercerita tentang tiga orang bernama Thomas (Thomas Mann), Costa (Oliver Cooper), dan J.B. (Jonathan Daniel Brown) yang mengadakan pesta dalam rangka ulang tahun Thomas, namun kemudian berujung pada kerusuhan massal yang melibatkan media, polisi, hingga tim taktis (SWAT). Project X menarik karena menggunakan first person view . Kita, para penonton, menyaksikan pesta ulang tahun Thomas lewat kamera dari Dax yang juga terlibat dalam pesta. Memang jadinya Project X terasa seperti film yang dibuat secara sederhana, namun justru hal tersebut memberikan efek realistis, seolah-olah pesta ulang tahun Thomas tersebut benar-benar terjadi dan direkam oleh handycam . Namun mungkin efek kamera itu adalah satu-satunya yang menjadi kelebihan Project X . Sisanya, film tersebut tidak punya sesuatu yang dapat disebut sebagai istimewa. Ceritanya standar, tentang kegilaan anak muda yan...

30hari30film: Ben-Hur (1959)

17 Ramadhan 1434 H Ben-Hur (1959) adalah film tentang seorang Yahudi bernama Judah Ben-Hur (Charlton Heston). Petualangan Ben-Hur tersebut bermula dari ia menjadi budak di kapal perang Romawi hingga kemudian ia sanggup bangkit menantang Messala, seorang Roma, untuk bertarung di arena balapan kereta perang ( chariot ). Petualangan tersebut digambarkan oleh sutradara William Wyler dalam durasi 3 jam 31 menit. Tak hanya mengenai Judah Ben-Hur dan aksi-aksinya, film Ben-Hur juga mengandung pesan religius yang kuat berkaitan dengan Kristianitas (Ben-Hur hidup di masa Yesus Kristus hidup dan ia menyaksikan sendiri penyaliban Sang Mesias). Ben-Hur meraih 11 Piala Oscar dan hanya bisa ditandingi puluhan tahun kemudian oleh Titanic (1997) dan The Lord of The Rings: The Return of The King (2003). Film yang dibuat berdasarkan novel berjudul Ben-Hur: A Tale of The Christ karangan Lew Wallace tersebut merupakan film dengan biaya produksi termahal pada jamannya. Komposisi musik dari ...

30hari30film: Spiklenci Slasti (1996)

16 Ramadhan 1434 H Spiklenci Slasti (1996) atau Conspirators of Pleasure adalah film tanpa dialog yang disutradarai oleh seorang Ceko bernama Jan Å vankmajer. Film ini bercerita tentang beberapa orang yang mempunyai kebiasaan ganjil dalam memenuhi hasrat seksualnya. Meski demikian, Å vankmajer tidak sedang menampilkan pornografi. Tanpa pemandangan penis atau vagina, film  Spiklenci Slasti sanggup menampilkan bagaimana orang-orang tersebut dipuaskan dengan benda-benda yang dikonstruksinya sendiri. Pivonka, ia menikmati menjadi seseorang yang berkuasa di hadapan gadis yang disandera. Berkebalikan dengannya, Loubalová  senang menjadi bos akan laki-laki yang tak berdaya di hadapan pecutnya. Sementara seorang detektif bernama Beltinsky punya cara tersendiri untuk memuaskannya, yakni dengan bulu dan benda-benda tajam. Malková, si perempuan tukang pos, senang memasukkan roti yang sudah ia comoti dan dibentuk menjadi bulatan kecil, ke telinga dan hidungnya. Penjual majalah...

30hari30film: Memento (2000)

15 Ramadhan 1434 H Christopher Nolan adalah sutradara yang sukses membuat tiga film Batman terakhir ( Batman Begins , The Dark Knight , dan The Dark Knight Rises ) menjadi lebih psikologis ketimbang laga-sentris. Yang demikian ternyata memang merupakan ciri khas Nolan dari sejak sebelum menggarap Batman. Dari sejak tiga film pertamanya yakni Following , Memento , dan Insomnia, Nolan memang akrab dengan gaya psychological thriller yang membuat penonton lebih tertarik pada apa yang ada di dalam alam pikiran para pemain ketimbang apa yang dilakukannya. Memento (2000) adalah film yang berpusat pada Leonard Shelby (Guy Pearce), seorang pria yang bermasalah dengan memorinya -kerap mengalami kelupaan akan apa-apa yang sudah ia lakukan di hari sebelumnya-. Leonard, dengan keterbatasan ingatannya, berupaya membalas dendam pada orang yang membunuh istrinya. Untuk mengatasi penyakitnya tersebut, Leonard mencatat segala hal yang perlu ia ingat dari mulai dengan foto, nota, hingga tato ...

30hari30film: Coffee and Cigarettes (2003)

14 Ramadhan 1434 H Coffee and Cigarettes (2003) adalah film garapan sutradara Jim Jarmusch yang isinya terdiri dari sebelas film pendek dengan warna hitam putih. Kesebelas film yang masing-masing berjudul Strange to Meet You , Twins , Somewhere in California , Those Thing's Kill Ya , Renée, No Problem, Cousins, Jack Shows Meg His Tesla Coil, Cousins?, Delirium, dan Champagne sama-sama menjadikan kopi dan rokok sebagai latar percakapannya. Nama-nama terkenal semisal Roberto Benigni, Bill Murray, Tom Waits, Iggy Pop, Cate Blanchett, Jack White, Alfred Molina dan Steve Coogan ikut ambil bagian dalam Coffee and Cigarettes yang isinya lebih didominasi dialog yang absurd dan nihilistik a la Jarmusch. Tidak ada yang kelihatan istimewa dalam film Coffee and Cigarettes . Isinya hanya tentang orang-orang yang duduk berbincang ditemani kopi dan rokok. Topik-topik yang dibicarakan mereka adalah hal yang remeh temeh dan tidak serius sama sekali. Misalnya, tentang dua orang kawan yan...

30hari30film: The Doors (1991)

13 Ramadhan 1434 H Jim Morrison adalah ikon musik rock yang masuk dalam jajaran Klub 27 -adalah mereka yang meninggal di usia 27 tahun semacam Jimi Hendrix, Janis Joplin, dan Kurt Cobain-. Tidak hanya kematiannya di usia muda dan masa jaya yang membuat ia dikenang, melainkan juga karya-karya puitiknya yang diekspresikan melalui kelompok musik The Doors. Morrison adalah seseorang yang dipuja sekaligus dibenci. Ia dipuja karena kejeniusan dalam merangkai kata plus aksi panggung yang memikat, tapi ia juga dibenci karena ketidakmampuannya mengontrol diri akibat ketergantungan pada alkohol maupun obat-obatan. Hal yang terakhir ini yang menjadi titik berat film The Doors yang disutradari oleh Oliver Stone. Ia ingin menunjukkan sisi kehidupan Morrison yang menjadi pesakitan -yang membuat film tersebut justru kurang disukai oleh para personil The Doors seperti Manzarek, Krieger, dan Densmore-. Film The Doors  berpusat pada kehidupan Morrison (Val Kilmer) dari mulai ia mendirik...

30hari30film: Rear Window (1954)

12 Ramadhan 1434 H Bukan Alfred Hitchcock namanya, jika film garapannya tidak membuat penonton tertegun lama pasca layar ditutup. Rear Window (1954), sebagaimana umumnya karya-karya Hitchcock, film yang diperkuat oleh akting James Stewart dan Grace Kelly ini memberi siksaan ketegangan maupun kepenasaranan nyaris di sepanjang filmnya yang berdurasi satu jam 49 menit. Ending dari film kemudian tidak memberikan suatu kesempatan bagi audiens untuk menghela napas. Ada perasaan sesak karena jawaban yang sama sekali tidak memuaskan. Rear Window bercerita tentang seorang fotografer bernama L.B. "Jeff" Jefferies (James Stewart) yang mengalami kecelakaan ketika ia memotret balapan mobil. Akibat kecelakaan tersebut, satu kakinya harus digips dan ia tidak bisa banyak beraktifitas. Satu-satunya hal yang menghibur ia setiap hari adalah memandangi aktivitas tetangga-tetangganya di seberang yang banyak diantaranya membiarkan kaca depannya terbuka sehingga mudah untuk diamati. ...

30hari30film: The Intouchables (2011)

11 Ramadhan 1434 H Ketika memasuki adegan pembuka, saya mengira ini film serius atau bahkan absurd -sebagaimana umumnya sutradara Prancis yang cukup berani mengumbar absurditas-. Namun ketika film memasuki satu jam dan tidak ada satupun tendensi ke arah kerutan kening dan justru malah lebih banyak menggelitik perut, barulah saya sadar bahwa ini sebenarnya masuk kategori komedi. The Intouchables (2011) merupakan film ringan yang membuat kita mudah sekali untuk merasa durasi filmnya yang dua jam menjadi tak terasa. Meski ringan, film garapan sutradara Olivier Nakache dan Éric Toledano itu termasuk film yang cerdas dan sarat nilai kemanusiaan Film The Intouchables bercerita tentang persahabatan antara Philippe Maserati (François Cluzet) dan Driss (Omar Sy). Hubungan keduanya, pada mulanya adalah Philippe sebagai tuan dan Driss adalah pembantu pribadi. Philippe membutuhkan asisten karena dari leher hingga ke kaki ia mengalami lumpuh. Driss, orang yang santai dan humoris, berhasi...

30hari30film: A Separation (2011)

10 Ramadhan 1434 H   A Separation adalah film tentang seorang istri yang bernama Simin (Leila Hatami) yang menggugat cerai suaminya, Nader (Peyman Mooadi). Cerita berkembang menjadi bagaimana pembantu rumah tangga yang direkrut oleh Nader -untuk mengurusi pekerjaan rumah tangga pasca istrinya tak lagi tinggal disitu- ternyata memicu masalah yang menjadi sangat kompleks. Nader menuduh pembantu bernama Razieh tersebut meninggalkan ayah Nader yang terkena penyakit alzheimer sendirian di rumah dan mengikatnya di tempat tidur. Nader yang kesal kemudian memecat Razieh hari itu juga. Razieh sebaliknya, telah menuduh Nader sebagai penyebab keguguran anak yang dikandungnya (Di hari ketika Nader memecatnya, ia mendorong Nader dan diduga itulah penyebab gugurnya janin). Kemudian menarik bagaimana sutradara sekaligus penulis skenario Ashgar Farhadi menjadikan konflik demi konflik untuk mengajak kita mempertanyakan suatu sikap hidup yang barangkali terdengar klise namun sebenarnya masih pen...

30hari30film: Rope (1948)

9 Ramadhan 1434 H Alfred Hitchcock adalah sutradara yang senang sekali menyiksa penontonnya. Menyiksa dalam arti membuat tegang sekaligus penasaran -dan yang terpenting, tetap merengut di tempat duduknya-. Rope (1948) yang merupakan film pertama Hitchcok yang dibuat berwarna, adalah salah satu filmnya yang paling mencekam.  Cerita dalam film Rope sesungguhnya sederhana saja. Ini adalah tentang pembunuhan terhadap David Kentley (Dick Hogan) yang dilakukan oleh kedua temannya, Brandon Shaw (John Dall) dan Philip Morgan (Farley Granger). Motif pembunuhannya adalah semata-mata karena Shaw dan Morgan ingin mempraktikkan apa yang disebutnya sebagai " perfect murder ". Maksudnya, mereka ingin menciptakan kejahatan yang sempurna, yang tidak sanggup dilacak oleh siapapun juga. Yang menarik, Shaw dan Morgan seolah menantang diri mereka dengan cara menjadi tuan rumah untuk sebuah pesta yang diadakan dengan beberapa kolega. Tepat di tengah-tengah pesta tersebut, disembunyika...

30hari30film: God Bless Ozzy Osbourne (2011)

8 Ramadhan 1434 H Penggemar heavy metal manapun tentu saja tidak ada yang tidak kenal dengan Ozzy Osbourne. Bersama dengan band yang ia bentuk di akhir tahun 60an, Black Sabbath, ia menjelma menjadi Godfather of Heavy Metal . Tidak hanya disebabkan oleh suaranya yang khas dan aksi panggungnya yang spektakuler, Osbourne juga terkenal karena kehidupan di luar panggungnya yang kontroversial. Ia dikenal sebagai bintang rock yang akrab dengan alkohol, obat-obatan, dan perempuan. Osbourne, dalam film dokumenter tentangnya yang berjudul God Bless Ozzy Osbourne (2011) mengatakan bahwa ia sering sekali lupa akan apa yang sudah ia lakukan di panggung akibat konsumsi obat yang berlebihan. Osbourne baru mengetahuinya setelah ia melihat rekaman dirinya sendiri pasca naik pentas.    Namun God Bless Ozzy Osbourne yang disutradarai oleh Mike Fleiss dan Mike Piscitelli -yang disebut tinggal bersama Osbourne selama dua tahun demi merampungkan filmnya- ini bukan hendak semata-ma...

30hari30film: Sad Movie (2005)

7 Ramadhan 1434 H Ketika seorang sutradara memutuskan untuk memberi judul film semacam " Sad Movie ", " Scary Movie ", atau " Funny Movie " ia pasti akan berhadapan dengan ekspektasi dari penonton. Misalnya, jika judulnya Funny Movie , tentu film itu mutlak harus lucu -kecuali jika mau diparodikan seperti satu film judulnya Scary Movie yang justru tidak menyeramkan sama sekali-. Maka itu pertama-tama pemberian judul Sad Movie pada film Korea (Selatan) tahun 2005 yang disutradarai Kwon Jong-kwan harus diberi acungan jempol. Artinya, ia harus siap menerima konsekuensi penonton yang kecewa jika film tersebut ternyata tidak menyedihkan. Terdapat beberapa cerita dalam Sad Movie -meski sifatnya bukan potongan-potongan seperti gaya Alejandro González Iñárritu-. Pertama adalah kisah remaja laki-laki yang diputus cintanya oleh pasangannya karena ia tak kunjung mendapat pekerjaan. Kedua adalah kisah perempuan tuna wicara yang bekerja sebagai orang di ...

30hari30film: The Italian Job (1969)

6 Ramadhan 1434 H Saya baru mengetahui bahwa film semacam ini punya genre -nya sendiri. The Italian Job (1969) digolongkan sebagai heist film karena berisikan sebuah rencana kejahatan yang melibatkan grup. Film yang disutradarai oleh Peter Collinson ini bercerita tentang gerombolan mafia dari Inggris yang berencana mencuri uang empat juta dollar dari perusahaan FIAT di Italia. Seperti pada umumnya heist film , The Italian Job yang berdurasi sembilan puluh menit ini menghabiskan hampir separuh awal filmnya untuk menceritakan bagaimana rencana canggih mereka dalam membobol pertahanan berlapis dari pihak sekuriti FIAT yang membawa uangnya via mobil. Selain disebut sebagai heist film , The Italian Job juga -atas dasar sejumlah aksinya yang komikal dan bernuansa humor- disebut sebagai caper story . Caper story membuat The Italian Job berbeda dengan film bertemakan kejahatan lain yang serius semisal Dog Day Afternoon atau Scarface . Meski mengundang tawa, namun The Italian Job ...

30hari30film: Annie Hall (1977)

5 Ramadhan 1434 H Setelah Midnight in Paris (2011), ini adalah film kedua Woody Allen yang saya tonton. Film berjudul Annie Hall (1977) ini barangkali adalah salah satu yang paling terkenal yang pernah disutradarai Allen. Dibintangi oleh dirinya sendiri dan Diane Keaton, Annie Hall bercerita tentang kisah cinta Alvy Singers dan Annie Hall dengan latar kota New York. Dari dua film yang sudah saya tonton tersebut, ada satu kesamaan yang mungkin bisa jadi itulah salah satu karakteristik dari film-film Allen: Percakapan yang berbobot dan komedi yang cerdas.  Dalam film Annie Hall misalnya, meski ceritanya sederhana tentang jalinan asmara biasa-biasa, namun dalam sejumlah percakapan, dilibatkan nama-nama pemikir dan seniman mulai dari Marshall McLuhan, Henry Kissinger, Franz Kafka, Federico Fellini, Ingmar Bergmann, Groucho Marx, hingga Sigmund Freud. Ini membuat Annie Hall , meski kita bisa golongkan ia sebagai romantic comedy , namun tidak bisa dikatakan sebagai sebuah...

30hari30film: United (2011)

4 Ramadhan 1434 H Sebagai bukan penggemar klub sepakbola Manchester United, saya memutuskan untuk menonton film ini dengan perasaan datar-datar saja. Namun ternyata film yang tadinya ditayangkan untuk kepentingan televisi ini (bukan layar lebar) tidak sedang punya kepentingan menunjukkan kejayaan sepakbola Manchester United di masa kepelatihan Sir Matt Busby. Yang disoroti justru adalah tragedi kemanusiaannya yakni ketika pesawat yang mereka tumpangi mengalami kecelakaan dan menewaskan sebagian besar pemain inti. Bagi para penggemar Manchester United, tentu saja film United (2011) akan semakin menebalkan kecintaan mereka pada klub. Film semacam ini akan menyadarkan mereka bahwa Manchester United, salah satu klub terbesar di dunia, ternyata dibangun di atas puing-puing tragedi yang nyaris memporakporandakan eksistensinya. Bagi yang non-penggemar, menyaksikan film ini juga bukan sebuah pengkhianatan terhadap keyakinannya akan klub lain. Karena United bercerita tentang sesuatu...

30hari30film: Stranger than Paradise (1984)

3 Ramadhan 1434 H Stranger than Paradise berpusat pada tiga orang yakni Willie (John Lurie), Eva (Eszter Balint) dan Eddie (Richard Edson). Ketiganya bermain dalam adegan demi adegan yang minimalis. Ceritanya sederhana saja, tentang Eva yang tinggal di tempat Willy selama sepuluh hari (hubungan keduanya adalah sepupu). Lama kelamaan Willy -yang tadinya merasa terganggu dengan kehadiran Eva- menjadi sayang pada saudaranya tersebut. Ketika sepuluh hari telah lewat dan Eva pergi ke Cleveland, Willy dan Eddie, kawannya, memutuskan untuk menyusul si sepupu. Di Cleveland, Eva dijemput untuk diajak bersama-sama ke Florida.  Bagaimana mungkin cerita sederhana semacam itu bisa membuat film ini berdurasi sembilan puluh menit? Inilah yang menjadi kelebihan Jim Jarmusch, sang sutradara yang terkenal dengan indepensi gayanya. Jim Jarmusch menciptakan apa yang disebutnya dengan "pengalaman real-time ". Ketika para pemain berdialog satu sama lain, ia tidak sedikitpun melakukan mo...

30hari30film: Yojimbo (1961)

2 Ramadhan 1434 H   Pernah menyaksikan aksi Clint Eastwood sebagai Koboi Tanpa Nama yang sangat dingin menghadapi musuh-musuhnya dalam film A Fistful of Dollars (1964)? Ketika menonton film Yojimbo (1961) karya Akira Kurosawa, maka sangat jelas bahwa film tersebut adalah inspirasi bagi A Fistful of Dollars -nya Sergio Leone. Saking miripnya, film garapan Sergio Leone itu sempat ditahan selama tiga tahun untuk tidak rilis di Amerika atas tuduhan penjiplakan.  Yojimbo menceritakan tentang seorang Samurai Tanpa Nama (diperankan oleh aktor langganan Kurosawa, Toshiro Mifune) yang datang ke sebuah kota yang tengah berada dalam ketegangan oleh sebab perang antara dua penguasa yakni Seibei dan Ushitora (di A Fistful of Dollars , perang geng ini berlangsung antara Bersaudara Rojo dan keluarga sheriff John Baxter). Samurai Tanpa Nama ini kemudian menawarkan dirinya ke kedua penguasa tersebut siapa yang mau merekrutnya sebagai yojimbo alias pengawal. Samurai Tanpa Nama yang s...

30hari30film: Searching for Sugar Man (2012)

1 Ramadhan 1434 H Bayangkan apa perasaan seorang musisi yang albumnya hanya terjual enam kopi saja? Bayangkan ketika dia sudah yakin betul bahwa karirnya sudah mati dan akhirnya menjalani masa tua dengan bekerja apa saja demi menghidupi ketiga anaknya, ternyata ada seseorang yang menghubungi untuk memberitahu bahwa dalam puluhan tahun belakangan, sesungguhnya albumnya laku keras di Afrika Selatan -melebihi popularitas Elvis Presley dan The Rolling Stones-? Meski sekilas terdengar seperti dongeng, namun film dokumenter Searching for Sugar Man benar-benar menemukan musisi bernama Sixto Rodriguez tersebut. Film yang disutradarai oleh Malik Bendjelloul ini berpusat pada dua orang penggemar berat Rodriguez di Afrika Selatan yakni Stephen "Sugar" Segerman dan Craig Bartholomew Strydom. Mereka berdua menceritakan pengaruh musik-musik Rodriguez di Afrika Selatan. Dua albumnya, Cold Fact (1970) dan Coming from Reality (1971) benar-benar merasuki seluruh negeri hingga ...

Objek Wisata

Dalam beberapa kali kesempatan ke luar kota atau luar negeri, tentu saja ada hari dimana saya mengunjungi objek wisata yang terkenal menurut masyarakat setempat. Mengunjungi objek wisata tentu saja bukan hal yang janggal untuk mengenal keunikan suatu tempat. Objek wisata biasanya punya relasi kuat entah dengan namanya keindahan alam atau peristiwa yang menarik secara historis. Misalnya, kemarin di Yogyakarta saya berkunjung ke lingkungan Keraton yang tinggal di dalamnya Sri Sultan Hamengkubuwono X. Ada berbagai cerita tentang Sultan terdahulu melempar kembang ke puluhan selir yang sedang mandi di kolam di Komplek Tamansari. Barangsiapa yang beruntung mendapatkan bunga, maka ia akan diajak mandi berdua saja dengan Sultan di kolam belakang. Lalu pernah, jauh sebelumnya, saya mengunjungi Kota Makkah di Saudi Arabia. Penuh cerita juga tentang bagaimana nabi memohon petunjuk Allah di Gua Hira. Gua Hira kemudian ditampakkan senyatanya pada kami, peserta umrah, yang membuat kami takjub meski ...