Jalan beberapa hari jaga, saya mulai bosan. Rasanya berat sekali menunggui dagangan yang pembelinya terhitung sedikit. Lebih menderita lagi jika melihat barang dagangan sebelah lebih ramai dibeli. Hal yang menjadi hiburan adalah menulis terus menerus, supaya tidak terlihat bengong. Supaya tidak mati gaya. Beberapa hari yang lalu, pas hari awal-awal saya mulai jaga, tiba-tiba saya punya keberanian untuk posting foto di Instagram. Setelah itu mulai merambah ke Facebook, lalu mulai semangat untuk posting sejumlah story di Instagram, mulai dari tentang jalannya kasus sejauh ini sampai kegiatan sehari-hari. Entah keberanian dari mana, tiba-tiba saya mem-posting story tentang tulisan-tulisan yang diturunkan dari berbagai website. Saya menuliskan, "Siapa yang mau tulisan saya? Gratis, akan saya kirimkan via e-mail". Ternyata banyak juga yang menginginkan tulisan-tulisan itu, ada lebih dari 90 orang. Kemudian saya terpikir untuk membuat grup lagi, bersama orang-orang yang bisa di
Gerak Massa Tanpa Lembaga: Tinjauan tentang Media Massa Baru berdasarkan Fenomena Revolusi di Timur Tengah dan Afrika Utara (2010-2011)
Abstrak Dua puluh tahun pasca runtuhnya Uni Soviet, dunia kembali diguncang demonstrasi besar-besaran. Kali ini terjadi di Timur Tengah dan Afrika Utara. Setelah rakyat Tunisia memulai gerakannya di akhir Desember 2010, berturut-turut rakyat Mesir, Aljazair, Yaman, Yordania, hingga Libia turun ke jalan untuk menyuarakan satu hal yang sama: pergantian kepemimpinan. Revolusi ini menarik karena jaringan sosial semisal Facebook menjadi salah satu faktor pemicu demonstrasi. Fenomena revolusi tersebut dianalisis dengan metode hermeneutika Schleiermacher dan hermeneutika Gadamer. Hermeneutika Schleiermacher digunakan dalam menganalisis fenomena revolusi di Timur Tengah dan Afrika itu sendiri. Sedangkan hermeneutika Gadamer digunakan untuk mereproduksi teks menjadi sebuah konklusi. Selain itu, konklusi akan dikaitkan dengan teori McManus tentang kecenderungan media baru. Hasil dari analisis terhadap fenomena tersebut, ditemukan bahwa sangat penting untuk melakukan tinjauan ulang terhadap media