Pada tanggal 21 Agustus 2024, seorang perempuan, mantan mahasiswi, menjangkau saya via DM Instagram untuk mengucapkan simpati atas hal yang menimpa saya. Singkat cerita, kami berbincang di Whatsapp dan janjian untuk berjumpa tanggal 6 September 2024 di Jalan Braga. Tidak ada hal yang istimewa. Dia sudah punya pacar dan juga memiliki mungkin belasan teman kencan hasil bermain dating apps . NK baru saja bercerai dengan membawa satu anak lelaki. Dia adalah mahasiswi yang saya ajar pada sekitar tahun 2016 di sebuah kampus swasta. Dulu saya tidak punya perhatian khusus pada NK karena ya saya anggap seperti mahasiswa yang lainnya saja. Namun belakangan memang dia tampak lebih bersinar karena perawatan diri yang sepertinya intensif. Selain itu, bubarnya pernikahan selama sebelas tahun membuatnya lebih bebas dan bahagia. Sejak pertemuan di Jalan Braga itu, saya tertarik pada NK. Tentu saja NK tidak tertarik pada saya, yang di bulan-bulan itu masih tampak berantakan dan tak stabil (fisik, ...
Setelah tandas membaca Taiko yang tebalnya 1140 halaman, saya coba cari novel yang sekiranya tidak terlalu berat untuk diselesaikan. Akhirnya saya temukan novel ini: Dwilogi Padang Bulan karya penulis Andrea Hirata yang naik daun oleh sebab Laskar Pelangi -nya. Saya belum membaca novel dia yang manapun. Ini adalah yang perdana. Hanya dua hari saya perlukan untuk menyelesaikan kedua buku yang terkemas dalam dwilogi Padang Bulan yaitu Padang Bulan dan Cinta di Dalam Gelas . Tidak ada kerut kening atau membulak-balik halaman ke belakang untuk menyusun kepingan memori karena tertumpuk alur atau penokohan yang kompleks. Teknik bercerita Andrea sangat mengalir, ringan, dan tak jarang membuat saya menyunggingkan senyuman. Senyum ini bisa disebabkan oleh hal yang memang mengandung kejenakaan, bisa juga karena saya tak habis pikir: Mengapa bisa tulisan semacam ini jadi seperti apa yang dicapkan di sampul depannya: Mega Bestseller -Terjual 25.000 eksemplar dalam 2 minggu . Pertanyaan...