Skip to main content

Posts

Showing posts from August, 2010

Hati

Membicarakan "hati" memang mudah untuk dituding sebagai romantisme, semacam bahasa batiniah yang dibentuk akibat ketidakmampuan menghadapi sesuatu secara rasional sehingga mengalihkannya pada hal-hal abstrak yang tak bisa diverifikasi dan difalsifikasi. "Hatiku mengatakan ada yang salah dengan semua ini", pernyataan semacam itu dipandang tak punya arti dalam ranah argumentasi, apalagi kala ditanya, "Alasannya kenapa?" Hati seringkali tak punya justifikasi, tak butuh justifikasi.  Saat beberapa waktu lalu berangkat ke Kabupaten P, saya belajar banyak tentang mengasah hati melalui berbagai ritual keagamaan yang sebelumnya tak rutin saya lakukan. Tujuan ritual-ritual semacam itu, salah satunya, adalah merawat hati, membuatnya lebih terdengar, tanpa mesti dibarengi justifikasi. Sang Guru beberapa kali bicara tentang hati beserta penyakit-penyakit yang menyertainya - hal-hal yang sering saya dapati ketika belajar agama di usia SD atau SMP: iri, dengki, sombong,

Ode untuk Muhammad

1 Kala Descartes bilang, binatang tak punya kesadaran : Ia cuma seonggok benda mekanik yang makan dan berjalan Maka Muhammad datang dengan untanya namanya Al-Qishwa Beliau bingung: di Madinah, semua warga menawarinya tempat berlindung Maka silakan wahai unta, carikan tempat tinggal yang baik untukku Tempat nantinya akan berdiri masjid yang disesaki orang sujud dan ruku 2 Kant berkata lantang : Baik adalah jika kau memberitahu polisi tentang kejahatan kawanmu yang bersembunyi di rumah Sartre berujar lebih tenang : Baik adalah jika kau menjadi biarawan atas pilihanmu sendiri dan bertanggungjawab atas pilihan itu Muhammad bergerak dalam diam : Baik adalah menjenguk orang sakit Meski ia rajin melemparimu dengan tahi 3 Ya Rasulullah, dewasa ini sebahagiaan kaum-mu semakin pemarah Emosian bukan kepalang Perlukah kuceritakan lagi kisah Kakek Yahudi yang netra lagi renta? : Yang memfitnahmu dengan sebutan Majnun pada orang-orang di pasar Kau datang padanya tanpa bicara Membawa makanan yang kau