Skip to main content

Posts

Showing posts from September, 2014

Tentang Kaum Intelektual dalam Pandangan Gramsci

  (Artikel diturunkan dari Bandung Bergerak) Nama Antonio Gramsci bukanlah nama yang terlalu asing dalam dunia pemikiran di Indonesia. Pandangannya tentang hegemoni kultural banyak digunakan untuk membaca beraneka pengaruh budaya yang ditanamkan oleh kelas yang lebih berkuasa ( ruling class ) sehingga diterima seolah-olah sebagai norma umum atau bahkan sesuatu yang “kodrati”.  Gramsci menulis sekitar tiga ribu halaman dalam kumpulan esai yang dijuduli Quaderni del carcere atau diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris menjadi The Prison Notebooks . Gramsci memang menulis dari balik jeruji penjara. Sejak bulan November 1926 hingga meninggalnya tahun 1937, Gramsci berstatus sebagai tahanan politik akibat dikenal keras mengritik rezim fasisme Musollini. Gramsci, yang lahir tahun 1891 di Sardinia, Itali, meninggal dalam usia 46 tahun di Roma akibat kesehatannya yang terus merosot sejak ditahan.  Dalam The Prison Notebooks tersebut, ada sejumlah problem yang dituliskan oleh Gram...

Ketidakmungkinan Identitas

Kemarin saya berbincang dengan seorang penulis dan budayawan bernama Ahda Imran. Kami berbincang di Taman Cibeunying soal seni tradisi, kebudayaan, dan identitas. Katanya, kaum puritan, yang menginginkan segala seni mesti mengacu pada akarnya ( pure , murni), sering lupa bahwa sebenarnya akar itu sendiri tidak pernah ada yang murni. "Ada yang memainkan lagu ciptaan Mang Koko dengan cara yang lain sekali dan kemudian dikritik sebagai re-interpretasi yang keliru. Mungkin sang pengritik lupa bahwa jikapun Mang Koko masih hidup, ia juga pasti mengaku bahwa inspirasinya berasal dari sesuatu di luar," ungkap Kang Ahda. "Identitas itu hanya ada bagi orang mati," kata Rocky Gerung di suatu forum dua tahun silam, dalam rangka menjawab pertanyaan saya mengenai: Kenapa posmodernisme itu bukannya dijadikan peluang untuk menumbuhkan identitas kita? Kenapa ketika kita bicara tentang posmodernisme, kita malah kembali menoleh pada pemikiran-pemikiran Barat seperti Lyotard, Fouc...

Sekilas Filsafat Ilmu

Filsafat ilmu penting untuk dipelajari sebelum memasuki dunia penelitian. Dalam filsafat ilmu, kita membedakan terlebih dahulu dengan jernih perihal, misalnya, peristilahan ilmu, pengetahuan, ilmu pengetahuan, dan sains. Dalam filsafat ilmu juga kita belajar tentang arti dari teori, paradigma, metode, dan metodologi –hal-hal yang akan sering kita dengarkan pada pelajaran mengenai kualitatif nantinya-. Namun sebelum memasuki semua bangunan tersebut, ada fundamen yang harus terlebih dahulu dipahami, yaitu epistemologi.  Epistemologi  Bidang kajian filsafat konon ada tiga, yaitu ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Ontologi yaitu belajar tentang hakikat, esensi, abstraksi, dan tentang “ada” dari sesuatu. Misalnya, bagaimana memandang manusia secara ontologis? Kita bisa memandang manusia sebagai apa yang dikatakan Martin Heidegger sebagai sebuah keterlemparan. “Ada”-nya manusia terlempar begitu saja tanpa sebuah rencana dan tanpa sebuah makna. Kita bisa juga pandang man...