Skip to main content

Posts

Showing posts from May, 2018

Pembebasan

Suatu ketika saya menolak Adorno, karena idenya tentang emansipasi lewat musik Schoenberg itu terlalu elitis. Siapa bisa paham Schoenberg, kecuali telinga-telinga yang terlatih dan pikiran-pikiran yang telah dijejali teori musik? Bagaimana mungkin teknik dua belas nada yang tak punya "jalan pulang" tersebut dapat membebaskan kelas pekerja dari alienasi? Namun setelah ngobrol-ngobrol dengan Ucok (Homicide/ Grimloc) awal April kemarin, tiba-tiba saya terpantik hal yang justru berkebalikan. Kata Ucok, memang seni itu mestilah "elitis". Lah, apa maksudnya?  Lama-lama aku paham, dan malah setuju dengan Adorno. Pembebasan bukanlah sebentuk ajakan atau himbauan, dari orang yang "terbebaskan" terhadap orang yang "belum terbebaskan" (itulah yang kupahami sebelumnya). Pembebasan bukanlah sebentuk pesan, seperti misalnya musik balada yang menyerukan ajakan untuk demo, meniupkan kesadaran tentang adanya eksploitasi, atau dorongan untuk mengguncang oligarki.

Catatan dari Gerilya Filsafat (1 dan 2 Mei 2018)

Pada tanggal 1 dan 2 Mei kemarin, saya datang ke dua kota secara berurutan yaitu ke Tangerang dan Jakarta. Adapun tujuan kedatangan tersebut adalah terkait keberadaan forum pengkaji filsafat di masing-masing kota: Di Tangerang ada forum Ngobrol Sambil Ngopi yang diselenggarakan di Agano Coffee, sementara itu di Jakarta, tepatnya Jakarta Selatan, ada forum Diskusi Rabuan yang diinisiasi Gereja Komunitas Anugerah di Diskusi Kopi - Ruang Berbagi.  Meski berasal dari dua undangan yang berbeda, namun akibat tanggal diskusi yang berdekatan, saya merangkumnya dalam satu kegiatan bernama "Gerilya Filsafat" - terinspirasi oleh Kang Ary Juliyant, musisi, yang menyebut proyek musik kelilingnya dengan istilah "Gerilya Musik" -. Atas gerilya dua hari yang menyenangkan tersebut, saya akan menuangkannya dalam catatan-catatan berikut ini: Hari Pertama Waktu: Selasa, 1 Mei 2018 Forum: Ngobrol Sambil Ngopi Tema: Kita, Cita, dan Kota Tempat: Agano Coffee, Jalan Daan M