Skip to main content

Terjaga

  Pada suatu dini hari aku terjaga. Di rumahku. Ada teman-teman menginap, tiga orang, mereka terlelap. Suasana saat itu sangat tenang. Bukan karena jam segitu memang jam-jam sepi, tapi ini perkara batin yang tenang. Aku merasakan rumah seperti di masa aku kecil. Damai. Aku merenung dalam-dalam, memikirkan peristiwa yang belakangan terjadi. Tak ada perasaan yang terlalu menggelisahkan. Semuanya itu datang dan pergi .   And when I awoke  I was alone  This bird had flown  So I lit a fire  Isn't it good Norwegian wood?   Perpisahan dengan apapun memang sulit, tapi juga sekaligus simpel. Karena semua itu niscaya. Cepat atau lambat akan terjadi. Kita hanya berusaha sekuat tenaga agar perpisahan berlangsung pada momen yang pas, pada saat kita siap, pada saat kita pikir "sudah waktunya". Tapi hidup tak berjalan sesederhana itu. Perpisahan seringkali tak peduli "momen yang pas". Seringkali cara-caranya begitu kasar, merenggut begitu saja, ketika kita sedang tak siap, r

Tentang Syarif Maulana

Syarif Maulana lahir di Bandung, 30 November 1985. Saat ini ia menjadi pengajar di Fakultas Filsafat, Universitas Katolik Parahyangan dan mahasiswa doktoral di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara dengan fokus kajian tentang pemikiran media sosial dan demokrasi radikal. Di masa pandemi, Syarif menginisiasi kelas belajar filsafat daring bernama Kelas Isolasi yang masih berjalan hingga sekarang.

Buku yang pernah ditulisnya antara lain Kumpulan Kalimat Demotivasi: Panduan Menjalani Hidup dengan Biasa-Biasa Saja (Buruan & Co., 2020), Nasib Manusia: Kisah Awal Uzhara, Eksil di Rusia (Ultimus, 2021), Kumpulan Kalimat Demotivasi 2: Panduan Hidup Bahagia untuk Medioker (Buruan & Co., 2021), Pengantar Ilmu Komunikasi (Yrama Widya, 2022), Charles Handoyo: Sang Demotivator (Footnote Press, 2022), Kumpulan Kalimat Demotivasi 3: Panduan untuk Hidup tanpa Panduan (Yrama Widya, 2022), dan Seni Berfilsafat Bersama Anak (Cantrik Pustaka, 2023). 
 
Selain itu, Syarif juga adalah penyunting untuk Ayat-Ayat Demotivasi: 99 Kutipan Tidak Indah dari Para Filsuf (Warning Books, 2023) dan bersama Taufiqurrahman menjadi penyunting untuk buku bunga rampai Membaca Latour (Antinomi, 2023). 

Syarif aktif mengisi forum seperti Literature and Ideas Festival (LIFEs) 2023 yang diadakan oleh Komunitas Salihara dengan mempresentasikan makalah berjudul Boal dan Rancière: Sebuah Interseksi, forum Pesta Pinggiran 2023 yang diadakan oleh Project Multatuli dengan mengangkat tema tentang Dunia Kita Hari Ini: Hidup Terkadang Dipenuhi Orang-Orang Menyebalkan?, serta Seri Diskusi Publik Dewan Kesenian Jakarta ke-11 dengan tema Bagaimana Posisi Seni di Tengah Gejolak Sosial Politik?
 
Penerjemah Derrida: Sebuah Biografi (2022) karya Benoît Peeters dan Francis Bacon: Logika Sensasi (2022) karya Gilles Deleuze ini merupakan salah satu inisiator dan ketua panitia Philofest ID 2020 serta pengajar PhiloKids atau kelas filsafat untuk anak usia 10-15 tahun. Tulisan-tulisannya dapat dibaca di beberapa media seperti indoprogress.com, pophariini.com, antinomi.org, dan jurno.id.

Comments

Popular posts from this blog

Kelas Logika: Kerancuan Berpikir (Informal)

 Dalam keseharian kita, sering didapati sejumlah pernyataan yang seolah-olah benar, padahal rancu dan sesat. Kerancuan dan kesesatan tersebut disebabkan oleh macam-macam faktor, misalnya: penarikan kesimpulan yang terburu-buru, penggunaan kata yang bermakna ganda, penekanan kalimat yang tidak pada tempatnya, pengaruh orang banyak yang menyepakati sebuah pernyataan sebagai benar, dan lain sebagainya.    Dalam ranah ilmu logika, kerancuan dan kesesatan diistilahkan dengan fallacy (jamak: fallacies ). Fallacy ini amat banyak ragamnya, dan di tulisan ini akan disebutkan fallacy yang sifatnya informal. Formal fallacies adalah kerancuan yang dihasilkan dari kesalahan dalam aturan silogisme, penalaran, dan pengambilan keputusan. Sedangkan informal fallacies (atau disebut juga material fallacies ) adalah kerancuan yang dihasilkan dari kekeliruan memahami konsep-konsep yang lebih mendasar seperti terma, definisi, dan pembentukan premis itu sendiri.  1. Kerancuan dalam Berbahasa  1

Metafisika

Entah benar atau tidak, tapi boleh kita percaya agar pembahasan ini menjadi menyenangkan: Istilah metafisika terjadi oleh sebab sesuatu yang tidak sengaja. Ketika Aristoteles sedang menyusun buku-bukunya di rak, asistennya meletakkan buku yang berisi tentang segala sesuatu yang di luar kenyataan seperti prinsip pertama dan pengertian tentang ada (being qua being) setelah buku bertitel 'Fisika'. Atas ketidaksengajaan itulah, buku tersebut dinamai 'Metafisika'. 'Metafisika' berarti sesudah 'Fisika', yang memang secara harfiah betul-betul buku yang ditempatkan setelah buku 'Fisika' di rak Aristoteles. Istilah tersebut jadi terus menerus dipakai untuk menyebut segala sesuatu tentang yang di luar atau di belakang dunia fisik. Agak sulit untuk menjelaskan secara presisi tentang apa itu metafisika (tentu saja metafisika dalam arti istilah yang berkembang melampaui rak buku Aristoteles), maka itu alangkah baiknya kita simak beberapa contoh upaya untuk me

Tentang Live Instagram Dua Belas Jam

  Hari Minggu, 24 Juli kemarin, saya live Instagram hampir dua belas jam. Untuk apa? Pertama, mengumpulkan donasi untuk Kelas Isolasi yang kelihatannya tidak bisa lagi menggunakan cara-cara yang biasa-biasa (karena hasilnya selalu kurang memadai). Kedua, iseng saja: ingin tahu, selama ini saya belajar dan mengajar filsafat itu sudah “sampai mana” jika diukur dengan menggunakan jam. Putusan untuk mengudara dua belas jam tersebut tidak melalui persiapan matang, melainkan muncul begitu saja dari dua hari sebelumnya. Oh iya, materi yang saya bawakan adalah berkenaan dengan sejarah filsafat Barat. Keputusan tersebut membuat saya agak menyesal karena mesti menghabiskan hari Jumat dan Sabtu untuk baca-baca secara intens. Seperti yang sudah saya duga, belajar filsafat memang aneh: semakin dibaca, semakin menganga lubang-lubangnya. Awalnya, saya berniat untuk khusus membaca bagian Abad Pertengahan saja karena merasa pengetahuan saya paling lemah di bagian itu. Setelah lumayan membaca tipis-tip