Skip to main content

Posts

Showing posts from August, 2011

Hati

Membicarakan "hati" memang mudah untuk dituding sebagai romantisme, semacam bahasa batiniah yang dibentuk akibat ketidakmampuan menghadapi sesuatu secara rasional sehingga mengalihkannya pada hal-hal abstrak yang tak bisa diverifikasi dan difalsifikasi. "Hatiku mengatakan ada yang salah dengan semua ini", pernyataan semacam itu dipandang tak punya arti dalam ranah argumentasi, apalagi kala ditanya, "Alasannya kenapa?" Hati seringkali tak punya justifikasi, tak butuh justifikasi.  Saat beberapa waktu lalu berangkat ke Kabupaten P, saya belajar banyak tentang mengasah hati melalui berbagai ritual keagamaan yang sebelumnya tak rutin saya lakukan. Tujuan ritual-ritual semacam itu, salah satunya, adalah merawat hati, membuatnya lebih terdengar, tanpa mesti dibarengi justifikasi. Sang Guru beberapa kali bicara tentang hati beserta penyakit-penyakit yang menyertainya - hal-hal yang sering saya dapati ketika belajar agama di usia SD atau SMP: iri, dengki, sombong,

Muara Filsafat

Hari Minggu adalah jadwal saya mengajar di sebuah pesantren di kawasan Cijawura. Apa yang saya ajarkan sesungguhnya bertajuk awal "Gitar Klasik". Namun melihat animo yang cukup besar (ini adalah semacam kelas ekstrakurikuler yang siswa boleh memilih secara sukarela), saya memutuskan untuk mengganti tajuknya menjadi kelas "Musik" saja. Masalahnya, dua puluh orang anak jika diajari gitar klasik secara detail akan cukup repot. Belum pertimbangan bahwa banyak diantaranya tidak mempunyai gitar, dan juga kemampuan dasarnya tidak sama. Atas dasar siswa yang cukup banyak itu, akhirnya saya bagi menjadi empat kelompok dengan masing-masing lima orang. Masing-masing kelompok diharuskan berkreasi sendiri, menampilkan suatu lagu bebas dalam format akustik. Tentu saja atas nama keadilan, pria wanita bercampur baur di sana. Singkat cerita, akhirnya saya menyuruh masing-masing kelompok untuk maju ke depan, menampilkan kreasinya. Namun ekspektasi saya terhenti karena sekelompok pe

My Immortal Beloved

                                                           Hujan Alpukat Dosa Progo Indra Terlambat Kuning                              Nat King Cole                                             Skripsi Biru                              Kucing                                                                  Venche                              BBM                                                                    Ennis del Mar                              Heteronormativitas                                                   Gay                              Jack Twist                                                              Ten to Ten                              Carbonara                                                            Alfamart                              My Baby Just Cares for Me                      Oele Pattiselano                              Paskal Hypersquare                     Mie Kocok                              Sup bawang                          Kange

Tuhan Telah Mati, Kita Semua yang Membunuhnya

  Tuhan telah mati, dalam doa bersama menjelang UN Dibinasakanlah sifat ia yang Maha Baik Menjadi baik untuk kelompok tertentu atas tujuan yang sempit Tuhan telah mati, dalam ormas yang menghancurkan diskotik Dibinasakanlah sifat ia yang Maha Memerintah Titahnya telah dikudeta oleh gerombolan manusia Tuhan telah mati, oleh pedang prajurit Perang Salib Dibinasakanlah sifat ia yang Maha Esa Karena masing-masing kubu merasa punya Satu untuk dibela Tuhan telah mati, oleh suasana Ramadhan di sekeliling kita Dibinasakanlah sifat ia yang Maha Luas Menjadi sekedar acara televisi dan korden yang menutup jendela rumah makan Tuhan telah mati, oleh pisau bernama BA-HA-SA Ia tidak lagi meliputi seluruh keadaan Tapi disempitkan oleh nama dan sesosok persona nun jauh di sana O, Tuhan telah mati, kita semua yang membunuhnya!