Pada tanggal 21 Agustus 2024, seorang perempuan, mantan mahasiswi, menjangkau saya via DM Instagram untuk mengucapkan simpati atas hal yang menimpa saya. Singkat cerita, kami berbincang di Whatsapp dan janjian untuk berjumpa tanggal 6 September 2024 di Jalan Braga. Tidak ada hal yang istimewa. Dia sudah punya pacar dan juga memiliki mungkin belasan teman kencan hasil bermain dating apps . NK baru saja bercerai dengan membawa satu anak lelaki. Dia adalah mahasiswi yang saya ajar pada sekitar tahun 2016 di sebuah kampus swasta. Dulu saya tidak punya perhatian khusus pada NK karena ya saya anggap seperti mahasiswa yang lainnya saja. Namun belakangan memang dia tampak lebih bersinar karena perawatan diri yang sepertinya intensif. Selain itu, bubarnya pernikahan selama sebelas tahun membuatnya lebih bebas dan bahagia. Sejak pertemuan di Jalan Braga itu, saya tertarik pada NK. Tentu saja NK tidak tertarik pada saya, yang di bulan-bulan itu masih tampak berantakan dan tak stabil (fisik, ...
Peluit berbunyi sesaat setelah Arif Suyono menyundul bola dan mengenai tangan bek Malaysia. Penalti! Wasit asal Australia menunjuk titik putih. Stadion meledak. Gembira karena konon penalti adalah separuh gol. Bagaimana tidak, gawang sebesar demikian hanya tinggal diceploskan dari dua belas meter saja. Kedudukan saat itu 0-0. Menit ke-17. Final leg kedua Piala AFF dimana Indonesia mesti menang dengan selisih empat gol, akibat di leg pertama kami ditundukkan Malaysia 3-0 di Stadion Bukit Jalil, Kuala Lumpur. O, coba tengok gelegak para suporter di sini: Di sekitar tempat saya berdiri. Mereka terlalu haus untuk diberi minum setetes air. Dahaga mereka ingin dipuaskan oleh anggur yang memabukkan. Dan anggur itu berjarak cukup jauh untuk diraih. Tapi kami bisa, kami sanggup. Semua optimis Indonesia mampu membalas kekalahan dengan jumlah gol yang lebih banyak sehingga mampu merengkuh trofi. Anggur yang memabukkan itu. Penalti, dalam hampir sebagian besar peristiwanya, sering disebut sebagai ...