Skip to main content

Posts

Showing posts from December, 2015

Hati

Membicarakan "hati" memang mudah untuk dituding sebagai romantisme, semacam bahasa batiniah yang dibentuk akibat ketidakmampuan menghadapi sesuatu secara rasional sehingga mengalihkannya pada hal-hal abstrak yang tak bisa diverifikasi dan difalsifikasi. "Hatiku mengatakan ada yang salah dengan semua ini", pernyataan semacam itu dipandang tak punya arti dalam ranah argumentasi, apalagi kala ditanya, "Alasannya kenapa?" Hati seringkali tak punya justifikasi, tak butuh justifikasi.  Saat beberapa waktu lalu berangkat ke Kabupaten P, saya belajar banyak tentang mengasah hati melalui berbagai ritual keagamaan yang sebelumnya tak rutin saya lakukan. Tujuan ritual-ritual semacam itu, salah satunya, adalah merawat hati, membuatnya lebih terdengar, tanpa mesti dibarengi justifikasi. Sang Guru beberapa kali bicara tentang hati beserta penyakit-penyakit yang menyertainya - hal-hal yang sering saya dapati ketika belajar agama di usia SD atau SMP: iri, dengki, sombong,

Lelaki dan Kurcaci

Untuk istriku, Ibu Rumah Tangga yang hebat: LELAKI DAN KURCACI Kurcaci kurcaci Kemanakah kalian? Handukku berantakan, siapa gerangan yang mau membereskan? Kurcaci kurcaci Piring kotor beronggokan, menimbulkan bau tidak sedap Kemanakah kalian? Kok setiap hari aku tunggu tak juga dicuci Kurcaci kurcaci Aku mencari bajuku yang hilang Biasanya mudah ditemukan diantara tumpukan Aku lihat seprai yang kusut Tepiannya lepas lepas sampai tak lagi berbunyi gedebuk setiap aku lempar sisir di atasnya Kemanakah kalian? Apakah sudah enggan untuk membantuku lagi? Oh iya, kurcaci, tahukah kalian, istriku kemana?