Jalan beberapa hari jaga, saya mulai bosan. Rasanya berat sekali menunggui dagangan yang pembelinya terhitung sedikit. Lebih menderita lagi jika melihat barang dagangan sebelah lebih ramai dibeli. Hal yang menjadi hiburan adalah menulis terus menerus, supaya tidak terlihat bengong. Supaya tidak mati gaya. Beberapa hari yang lalu, pas hari awal-awal saya mulai jaga, tiba-tiba saya punya keberanian untuk posting foto di Instagram. Setelah itu mulai merambah ke Facebook, lalu mulai semangat untuk posting sejumlah story di Instagram, mulai dari tentang jalannya kasus sejauh ini sampai kegiatan sehari-hari. Entah keberanian dari mana, tiba-tiba saya mem-posting story tentang tulisan-tulisan yang diturunkan dari berbagai website. Saya menuliskan, "Siapa yang mau tulisan saya? Gratis, akan saya kirimkan via e-mail". Ternyata banyak juga yang menginginkan tulisan-tulisan itu, ada lebih dari 90 orang. Kemudian saya terpikir untuk membuat grup lagi, bersama orang-orang yang bisa di
(Artikel yang diturunkan dari Bandung Bergerak) Antara tanggal 9 hingga 14 Juni 2023, telah diadakan pameran berjudul Homage to Setiawan Sabana: Nusantara dan Setiawan Sabana di Exhibition Hall Universitas Kristen Maranatha, Bandung. Pameran yang diselenggarakan oleh FSRD Maranatha bekerjasama dengan Kampus Merdeka tersebut dilabeli pameran internasional yang melibatkan 122 seniman dari 12 negara. Sebelum membahas tentang pamerannya, penting kiranya untuk menjabarkan secara singkat tentang Setiawan Sabana, seniman yang namanya dijadikan penghormatan dalam pameran tersebut. Setiawan Sabana (SS) adalah seniman asal Bandung yang lahir 10 Mei 1951 dan wafat 27 April 2023 lalu. SS mengabdikan dirinya di dunia seni rupa sebagai akademisi di FSRD ITB dan seniman dengan proyek karya difokuskan pada grafis dengan kertas sebagai mediumnya. Sebagai seniman, SS aktif berpameran baik di dalam maupun di luar negeri. Di Indonesia, SS pernah beberapa kali berpameran tunggal termasuk di Galeri Nas