(Artikel diturunkan dari Bandung Bergerak) Nama Antonio Gramsci bukanlah nama yang terlalu asing dalam dunia pemikiran di Indonesia. Pandangannya tentang hegemoni kultural banyak digunakan untuk membaca beraneka pengaruh budaya yang ditanamkan oleh kelas yang lebih berkuasa ( ruling class ) sehingga diterima seolah-olah sebagai norma umum atau bahkan sesuatu yang “kodrati”. Gramsci menulis sekitar tiga ribu halaman dalam kumpulan esai yang dijuduli Quaderni del carcere atau diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris menjadi The Prison Notebooks . Gramsci memang menulis dari balik jeruji penjara. Sejak bulan November 1926 hingga meninggalnya tahun 1937, Gramsci berstatus sebagai tahanan politik akibat dikenal keras mengritik rezim fasisme Musollini. Gramsci, yang lahir tahun 1891 di Sardinia, Itali, meninggal dalam usia 46 tahun di Roma akibat kesehatannya yang terus merosot sejak ditahan. Dalam The Prison Notebooks tersebut, ada sejumlah problem yang dituliskan oleh Gram...
Entah ide datang dari mana, tapi saya pikir menarik jika bisa pergi ke tempat-tempat tertentu di Indonesia, untuk kemudian diskusi filsafat dengan komunitas setempat. Niatnya, saya ingin punya semacam catatan tentang komunitas-komunitas apa saja yang ada di seluruh Indonesia dan apa fokus kajian yang mereka bahas. Tapi saya tidak ingin hanya berupa biodata-biodata saja, melainkan ingin juga untuk terlibat, merasakan langsung suasana diskusinya, sehingga hasil observasinya lebih lengkap. Walaupun, tentu, ini juga menjadi semacam justifikasi bagi saya yang ingin sekadar jalan-jalan. Poster diskusi Gerilya Filsafat di Malang. Sebenarnya upaya ini sudah dilakukan tahun 2019 lalu, saat saya berkunjung ke Medan. Dengan modal sendiri, saya berdiskusi dengan empat komunitas di sana dan rupanya saya merasa bahwa kegiatan ini "benar", dalam artian: Dengan berkunjung dan berdiskusi langsung, kita bisa melihat betapa beragamnya kondisi, orang-orang, metode, kultur, dan fokus kajian dari...