Ilustrasi dihasilkan oleh AI Ada macam-macam pengandaian untuk manusia tertentu yang dianggap tak-lagi-seperti-manusia. Dalam sebuah pertarungan UFC (contoh ini dipilih karena saya sering menontonnya di Youtube), misalnya, seorang petarung yang begitu ganas dalam melancarkan pukulan dan bantingan bisa diibaratkan oleh komentator "seperti hewan". Mungkin karena petarung tersebut begitu "kehilangan akal", memanfaatkan hanya nalurinya untuk menerkam, memanfaatkan seluruh tubuhnya untuk menghabisi mangsa. Ada juga perandaian lain yang non-manusia, yaitu mesin. Menyebut manusia sebagai mesin sama-sama memperlihatkan "kehilangan akal", tetapi lebih menunjuk pada suatu gerakan otomat, kadang repetitif, yang kelihatannya bisa dilakukan berulang-ulang tanpa mengenal rasa lelah. Mungkin bisa dibayangkan pada Cristiano Ronaldo muda yang larinya begitu kencang atau petinju yang bisa menghujamkan pukulan terus menerus seolah-olah dia diprogram demikian. Tubuh adalah ...
Di blog ini, saya pernah menulis tentang Hegel. Sudah lama sekali, yang dalam pemahaman sekarang, entah yang dulu itu benar atau keliru. Sekarang pun saya kurang yakin, tapi, siapa sih yang bisa memahami Hegel dengan benar? Hegel sendiri mengakuinya, tidak ada yang memahami gagasannya. Karena mesti membawakan materi tentang "Idealisme Hegel" di kelas Filsafat Angkot-nya Kelas Isolasi, saya membaca Hegel dengan lebih tekun, terutama perkara logikanya, yang sebagian besar ia tulis di buku Science of Logic . Mengapa saya memilih mendalami wilayah logikanya? Entah, mungkin terasa lebih menantang saja. Tentunya, tulisan ini hanya penyederhanaan, atau tafsir dangkal tentang filsafat Hegel, yang akan saya beri sedikit ilustrasi. Tentu saja, ilustrasi mempunyai masalah: memang sedikit banyak membantu, tapi menjadi terkesan melakukan simplifikasi. Sebagai permulaan, agak kurang tepat menyematkan istilah "logika" pada pandangan Hegel terkait "metafisika tentang alur ber...