Tetapi aku tidak tahu ternyata usia 38 itu terasanya seperti ini. Juga aku tidak tahu ternyata beginilah kehidupan sehari-hari sebagai pengajar, penulis, dan pengkaji filsafat. Begitupun bayanganku tentang mereka yang menginjak fase lansia. Mereka tidak tahu bahwa usia 70 itu rasanya seperti itu. Begitupun bayanganku tentang para koruptor saat tertangkap. Mereka tidak tahu bahwa menjadi koruptor yang tertangkap itu rasanya seperti itu. Kita lebih banyak tidak tahu tentang segala sesuatu, tidak tahu sampai benar-benar merasakannya. Berada di dalamnya . Bayanganku tentang masa tua adalah selalu ketakutan. Kecemasan karena kian dekat dengan kematian. Namun aku tidak tahu. Mungkin mereka malah bahagia. Buktinya banyak diantara mereka yang semakin bersemangat, kian giat berkarya, atau menjalani hari-hari yang santai tanpa ambisi selayaknya di masa muda. Aku tidak tahu rasanya menjadi mereka. Mereka sendirilah yang tahu rasanya bagaimana menjadi tua. Karena mereka ada di dalamnya . Tetapi
Mengajar dan mendidik adalah dua konsep yang bisa dibedakan. Terence W. Moore dalam bukunya yang berjudul Philosophy of Education menuliskan bahwa pendidikan adalah konsep yang melibatkan kegiatan mengajar yang lebih spesifik pada apa yang layak untuk diketahui dan sikap yang secara moral diterima (Moore, 2010: 33). Mengacu pada pengertian Moore tersebut, kita bisa saja menjadi guru yang mengajarkan cara untuk mencopet, misalnya, tetapi hal demikian bukanlah sesuatu yang mendidik. Pengertian pendidikan sebagaimana dituliskan oleh Moore tersebut dapat dikritisi. Menurut siapa sesuatu itu layak diketahui? Dari sudut pandang siapa suatu sikap dapat dikatakan bermoral atau tidak? Tanpa perlu menjawabnya, kita dapat melihat bahwa Moore secara tidak langsung telah menempatkan guru atau pengajar dalam posisi “si paling tahu” - yang memutuskan mana ilmu yang layak diketahui dan mana sikap yang dianggap bermoral. Pandangan Moore menjadi pandangan yang cukup umum dalam dunia pendidikan. Ali