Jalan beberapa hari jaga, saya mulai bosan. Rasanya berat sekali menunggui dagangan yang pembelinya terhitung sedikit. Lebih menderita lagi jika melihat barang dagangan sebelah lebih ramai dibeli. Hal yang menjadi hiburan adalah menulis terus menerus, supaya tidak terlihat bengong. Supaya tidak mati gaya. Beberapa hari yang lalu, pas hari awal-awal saya mulai jaga, tiba-tiba saya punya keberanian untuk posting foto di Instagram. Setelah itu mulai merambah ke Facebook, lalu mulai semangat untuk posting sejumlah story di Instagram, mulai dari tentang jalannya kasus sejauh ini sampai kegiatan sehari-hari. Entah keberanian dari mana, tiba-tiba saya mem-posting story tentang tulisan-tulisan yang diturunkan dari berbagai website. Saya menuliskan, "Siapa yang mau tulisan saya? Gratis, akan saya kirimkan via e-mail". Ternyata banyak juga yang menginginkan tulisan-tulisan itu, ada lebih dari 90 orang. Kemudian saya terpikir untuk membuat grup lagi, bersama orang-orang yang bisa di
Waktu Young Lex dan Awkarin merilis video musik berjudul Makan Bang , saya berang. Berang karena bagaimana bisa, video musik yang dibuat asal-asalan semacam ini dapat meraih views jutaan dan menempati peringkat atas trending ? Di bagian prolog video tersebut, Oka Mahendra Putra, sang produser, terlebih dahulu memaparkan konsepnya, “Konsep video ini, adalah tanpa konsep. Kita hanya mengulang-ulang adegan makan di restoran.” Hasilnya mengejutkan! Meski nampak bahwa video musik ini adalah produk low budget, dengan konten berupa lirik yang dibuat asal-asalan –Young Lex mengaku membuatnya lima belas menit setelah main Dota 2-, dan dengan aktor, yang maaf-maaf saja, kelihatannya tidak ada kemampuan akting lain selain mengunyah makanan, tapi ada kenyataan pahit yang harus kita telan: toh, meski dicaci maki, video yang diunggah di Youtube tersebut tetap banyak yang menonton. Intinya, Young Lex, Awkarin, dan Oka Mahendra Putra hampir dapat dipastikan meraup untung besar dari Adsense. Seper