Skip to main content

Posts

Showing posts from May, 2024

Tentang Kaum Intelektual dalam Pandangan Gramsci

  (Artikel diturunkan dari Bandung Bergerak) Nama Antonio Gramsci bukanlah nama yang terlalu asing dalam dunia pemikiran di Indonesia. Pandangannya tentang hegemoni kultural banyak digunakan untuk membaca beraneka pengaruh budaya yang ditanamkan oleh kelas yang lebih berkuasa ( ruling class ) sehingga diterima seolah-olah sebagai norma umum atau bahkan sesuatu yang “kodrati”.  Gramsci menulis sekitar tiga ribu halaman dalam kumpulan esai yang dijuduli Quaderni del carcere atau diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris menjadi The Prison Notebooks . Gramsci memang menulis dari balik jeruji penjara. Sejak bulan November 1926 hingga meninggalnya tahun 1937, Gramsci berstatus sebagai tahanan politik akibat dikenal keras mengritik rezim fasisme Musollini. Gramsci, yang lahir tahun 1891 di Sardinia, Itali, meninggal dalam usia 46 tahun di Roma akibat kesehatannya yang terus merosot sejak ditahan.  Dalam The Prison Notebooks tersebut, ada sejumlah problem yang dituliskan oleh Gram...

Terjaga

  Pada suatu dini hari aku terjaga. Di rumahku. Ada teman-teman menginap, tiga orang, mereka terlelap. Suasana saat itu sangat tenang. Bukan karena jam segitu memang jam-jam sepi, tapi ini perkara batin yang tenang. Aku merasakan rumah seperti di masa aku kecil. Damai. Aku merenung dalam-dalam, memikirkan peristiwa yang belakangan terjadi. Tak ada perasaan yang terlalu menggelisahkan. Semuanya itu datang dan pergi .   And when I awoke  I was alone  This bird had flown  So I lit a fire  Isn't it good Norwegian wood?   Perpisahan dengan apapun memang sulit, tapi juga sekaligus simpel. Karena semua itu niscaya. Cepat atau lambat akan terjadi. Kita hanya berusaha sekuat tenaga agar perpisahan berlangsung pada momen yang pas, pada saat kita siap, pada saat kita pikir "sudah waktunya". Tapi hidup tak berjalan sesederhana itu. Perpisahan seringkali tak peduli "momen yang pas". Seringkali cara-caranya begitu kasar, merenggut begitu saja, ketika kita sedang t...

Kepemilikan (2)

    Agak rumit juga ternyata menyatakan hal apa yang benar-benar menjadi milik kita. Locke di abad ke-17 menyatakan bahwa sesuatu dinyatakan sebagai milik pribadi dengan mengacu pada hasil kerja. Saya bekerja mendapatkan uang, uang tersebut saya belikan laptop, maka laptop itu menjadi milik saya. Selain itu, sesuatu menjadi dikatakan milik saya jika laptop tersebut dibeli atas hasil kerja orang lain, lalu diberikan pada saya secara sah (bukan hasil mencuri).  Problemnya tidak selesai sampai di situ. Jika memang hasil kerja menjadi acuan kepemilikan, bukankah yang mengerjakan laptop tersebut juga adalah sekaligus para buruh? Jika buruh yang mengerjakannya, mengapa bukan mereka saja yang memiliki laptop tersebut? Ironisnya, buruh-buruh yang mengerjakan laptop tersebut bisa jadi malah tidak mampu membelinya.  Meski menyisakan masalah hingga berabad-abad, sumbangsih Locke tetap penting untuk menemukan justifikasi kepemilikan pribadi. Tadinya, konsep tersebut tidak jelas ...

Kekalahan

Sedang ramai play-off NBA. Tim-tim saling menyingkirkan. Kekalahan tentu sesuatu yang tidak diinginkan oleh tim manapun, tetapi kita bisa bayangkan: kekalahan adalah sekaligus bentuk kelegaan. Para pemain dari tim yang kalah bisa pulang ke rumah lebih cepat dan menonton sisa musim sambil bersantai bersama keluarga. Mereka tak perlu lagi datang setiap hari ke tempat latihan dengan suasana tegang menghadapi pertandingan demi pertandingan. Para pemain bisa rileks dan bahkan bisa makan sesuka hati karena tak ada lagi pertandingan untuk dua sampai empat bulan mendatang.  Kekalahan adalah istilah yang mengacu pada permainan tertentu yang disepakati. Sebuah tim kalah main basket jika skornya berada di bawah tim lawan. Seseorang kalah dalam konteks sekolahan jika tidak lulus ujian atau menempati ranking terbawah. Partai manapun disebut kalah dalam kontestasi politik jika tidak meraih suara yang cukup untuk mengirimkan wakilnya ke parlemen. Kekalahan berlaku untuk suatu permainan, tetapi be...

Tembakan

The Shot atau Tembakan adalah cerpen karya Aleksandr Pushkin yang dipublikasikan tahun 1831. Saya tahu cerpen tersebut dari wawancara dengan eksil bernama Pak Awal Uzhara yang tinggal di Uni Soviet/ Rusia selama lebih dari lima puluh tahun dan tidak bisa pulang karena paspornya dicabut oleh pemerintah Indonesia (akibat alasan politik dan ideologis). Cerita Tembakan bagi saya begitu menarik sampai-sampai saya jadikan naskah teater (atas inspirasi dari Pak Awal juga) dan dipentaskan di beberapa kegiatan kampus.  Tembakan bercerita tentang Silvio, pensiunan tentara yang memiliki hutang duel dengan seseorang yang disebut sebagai Pangeran (" the Count "). Kilas balik ke beberapa tahun silam, Silvio pernah melakukan duel adu tembak dengan Pangeran karena suatu permasalahan. Duel adu tembak ini berlangsung dengan cara diundi siapa yang menembak duluan untuk kemudian bergantian (jika tembakan pertama tidak berhasil mematikan lawan). Pangeran mendapat giliran pertama dan tembaka...

Kesendirian

Meski aku sering kemana-mana sendiri, konsep kesendirian bukanlah hal yang akrab denganku. Maksudnya, dalam kesendirian, aku selalu terdistraksi, untuk nge- scroll Twitter, cari teman ngobrol di Whatsapp, atau apa sajalah yang penting jangan sampai jatuh pada kesunyian, jangan sampai sendiri banget . Tentu saja, seorang pengkaji filsafat harus punya waktu-waktu sendiri, untuk membaca teks secara intens, untuk berefleksi, aku butuh itu, tetapi sekali lagi, konsepnya bukan dalam kesendirian, tetapi lebih tepatnya: dalam sebuah lingkungan yang aku nyaman di dalamnya. Aku mesti membangun sekelilingku dulu, enjoy dengan itu, baru aku bisa menulis dan membaca dengan khidmat.    Apa bedanya konsep semacam itu dengan kesendirian? Beda. Kesendirian adalah kenyamanan akan diri, dalam diri, tanpa perlu sibuk menyiapkan lingkungan eksternal. Kesendirian adalah buah dari pergulatan batin yang sibuk, untuk kemudian tak lagi menganggap lingkungan eksternal sebagai sesuatu yang krusial, k...