Tetapi aku tidak tahu ternyata usia 38 itu terasanya seperti ini. Juga aku tidak tahu ternyata beginilah kehidupan sehari-hari sebagai pengajar, penulis, dan pengkaji filsafat. Begitupun bayanganku tentang mereka yang menginjak fase lansia. Mereka tidak tahu bahwa usia 70 itu rasanya seperti itu. Begitupun bayanganku tentang para koruptor saat tertangkap. Mereka tidak tahu bahwa menjadi koruptor yang tertangkap itu rasanya seperti itu. Kita lebih banyak tidak tahu tentang segala sesuatu, tidak tahu sampai benar-benar merasakannya. Berada di dalamnya . Bayanganku tentang masa tua adalah selalu ketakutan. Kecemasan karena kian dekat dengan kematian. Namun aku tidak tahu. Mungkin mereka malah bahagia. Buktinya banyak diantara mereka yang semakin bersemangat, kian giat berkarya, atau menjalani hari-hari yang santai tanpa ambisi selayaknya di masa muda. Aku tidak tahu rasanya menjadi mereka. Mereka sendirilah yang tahu rasanya bagaimana menjadi tua. Karena mereka ada di dalamnya . Tetapi
Bagaimana menerjemahkan " mindfulness "? Saya tidak menemukan persisnya. "Perhatian" adalah kata yang muncul jika kita memasukannya di Google Translate, tapi saya yakin kata tersebut tidak memadai, meski perhatian menjadi salah satu unsur penting di dalam konsep mindfulness . Akhirnya, setelah membaca buku berjudul Mindfulness for Dummies (2010), sepertinya terjemahan 'pemusatan pikiran' lumayan cocok, meski sebelumnya sempat terpikir 'kepenuhan pikiran'. Namun soal translasi ini mungkin tidak perlu menjadi soal, karena lebih penting kita masuki gagasan pokok dari mindfulness itu sendiri (eh, saya ternyata lebih nyaman untuk tidak menerjemahkannya). Oh ya, di sini, selain berusaha menjabarkan secara sekilas (sangat sekilas) tentang apa itu mindfulness , yang akan saya lakukan justru berusaha mengritiknya. Dalam buku Mindfulness for Dummies tersebut, terdapat beberapa unsur penting yang membentuk gagasan tersebut yaitu kesadaran ( awareness ), perh