Pada tulisan ini, saya Syarif Maulana, akan menjabarkan kronologi selengkap-lengkapnya tentang segala proses berkaitan dengan kasus dugaan kekerasan seksual yang dituduhkan pada saya tanggal 9 Mei 2024 di media sosial X. Tuduhan tersebut menjadi viral dan menyebabkan saya dipecat dari berbagai institusi, tulisan-tulisan diturunkan dari berbagai media, buku-buku dicabut dari penerbitan, dan dikucilkan dari berbagai komunitas filsafat, termasuk komunitas yang saya bangun sendiri, Kelas Isolasi. Penulisan kronologi ini dilakukan dalam rangka menjelaskan duduk perkara dan perkembangan kasus ini pada publik berdasarkan catatan dan dokumentasi yang saya kumpulkan. Tuduhan kekerasan seksual (selanjutnya akan disingkat KS) kepada saya dimulai pada tanggal 9 Mei 2024, dipicu oleh cuitan dari akun @flutuarsujet yang menuliskan “... katanya dia pelaku KS waktu di Tel**m, korbannya ada lima orang …”. Kata “Tel**m” tersebut kemungkinan besar mengacu pada Telkom University, tempat saya bekerja seb
Kawanku banyak yang Katolik. Mereka memuja Yesus Sang Mesias. Tapi mengapa aku tak tertarik? Padahal sempat mampir beberapa kali di katedral. Karena aku tak menemukan banyak hal yang beda, dari sembilan puluh menit berada di Camp Nou. Disini bisa menampung seratus ribu jema'at, lebih banyak dari katedral manapun di dunia. Sama-sama menggemuruhkan gumam puja-puji. Sama-sama bersatu dalam lautan emosi gembira, sedih, hingga jerit peri.
Itu Tuhanku: Lionel Messi. Messi, Il Nostro Dio. Dari kedua kakinya, aku tak tahu dimana lapar dan dahaga. Dari kelincahannya, hatiku tak berhenti menyebut ia. Dari kerendahan lakunya, aku mau berbagi cinta dan berpasrah diri. Dan golnya adalah ledakan ekstase vertikal mahadahsyat. Messi sang juruselamat.
Messi akan mati. Messi akan berhenti. Berhenti dari sepakbola. Tapi altar pemujaanku akan senantiasa berdiri.
Itu Tuhanku: Lionel Messi. Messi, Il Nostro Dio. Dari kedua kakinya, aku tak tahu dimana lapar dan dahaga. Dari kelincahannya, hatiku tak berhenti menyebut ia. Dari kerendahan lakunya, aku mau berbagi cinta dan berpasrah diri. Dan golnya adalah ledakan ekstase vertikal mahadahsyat. Messi sang juruselamat.
Messi akan mati. Messi akan berhenti. Berhenti dari sepakbola. Tapi altar pemujaanku akan senantiasa berdiri.
"Maka, Messias. Aku berdoa kepadamu: Jika derita dan kemiskinan ini tak mampu kau singkirkan dari hidupku yang pilu, maka cukup berikan aku hiburan, harapan, dan alasan. Alasan mengapa aku mesti tetap menjejak bumi ini meski segala denyutnya adalah derita."
Comments
Post a Comment