Meski aku sering kemana-mana sendiri, konsep kesendirian bukanlah hal yang akrab denganku. Maksudnya, dalam kesendirian, aku selalu terdistraksi, untuk nge- scroll Twitter, cari teman ngobrol di Whatsapp, atau apa sajalah yang penting jangan sampai jatuh pada kesunyian, jangan sampai sendiri banget . Tentu saja, seorang pengkaji filsafat harus punya waktu-waktu sendiri, untuk membaca teks secara intens, untuk berefleksi, aku butuh itu, tetapi sekali lagi, konsepnya bukan dalam kesendirian, tetapi lebih tepatnya: dalam sebuah lingkungan yang aku nyaman di dalamnya. Aku mesti membangun sekelilingku dulu, enjoy dengan itu, baru aku bisa menulis dan membaca dengan khidmat. Apa bedanya konsep semacam itu dengan kesendirian? Beda. Kesendirian adalah kenyamanan akan diri, dalam diri, tanpa perlu sibuk menyiapkan lingkungan eksternal. Kesendirian adalah buah dari pergulatan batin yang sibuk, untuk kemudian tak lagi menganggap lingkungan eksternal sebagai sesuatu yang krusial, karena kit
14 Ramadhan 1434 H
Coffee and Cigarettes (2003) adalah film garapan sutradara Jim Jarmusch yang isinya terdiri dari sebelas film pendek dengan warna hitam putih. Kesebelas film yang masing-masing berjudul Strange to Meet You, Twins, Somewhere in California, Those Thing's Kill Ya, Renée, No Problem, Cousins, Jack Shows Meg His Tesla Coil, Cousins?, Delirium, dan Champagne sama-sama menjadikan kopi dan rokok sebagai latar percakapannya. Nama-nama terkenal semisal Roberto Benigni, Bill Murray, Tom Waits, Iggy Pop, Cate Blanchett, Jack White, Alfred Molina dan Steve Coogan ikut ambil bagian dalam Coffee and Cigarettes yang isinya lebih didominasi dialog yang absurd dan nihilistik a la Jarmusch.
Tidak ada yang kelihatan istimewa dalam film Coffee and Cigarettes. Isinya hanya tentang orang-orang yang duduk berbincang ditemani kopi dan rokok. Topik-topik yang dibicarakan mereka adalah hal yang remeh temeh dan tidak serius sama sekali. Misalnya, tentang dua orang kawan yang berjumpa tapi tidak ada yang mau dibicarakan dan hanya rindu saja; tentang dua orang tua yang satu mengingatkan bahaya rokok sedangkan satu lagi enggan mendengarkan; tentang dua orang yang merayakan berhentinya mereka dari rokok dan kopi dengan cara merokok dan meminum kopi; tentang pelayan yang terus menerus ingin mengisi kopi seorang perempuan yang duduk sendiri di kafé dalam rangka menarik perhatiannya, dan sebagainya.
Jarmusch, seperti biasa, punya kesenangan untuk menampilkan keseharian dengan segala absurditasnya. Ia tidak sedang menggurui kita mengenai suatu filsafat mendalam yang terkandung dalam kopi dan rokok. Coffee and Cigarettes menampilkan kopi dan rokok apa adanya ia dalam keseharian kita -yang justru menimbulkan renungan bagaimana sebenarnya kedua benda tersebut berkontribusi untuk mengisi jeda diantara dua orang yang berjumpa-.
Rekomendasi: Bintang Empat
Tidak ada yang kelihatan istimewa dalam film Coffee and Cigarettes. Isinya hanya tentang orang-orang yang duduk berbincang ditemani kopi dan rokok. Topik-topik yang dibicarakan mereka adalah hal yang remeh temeh dan tidak serius sama sekali. Misalnya, tentang dua orang kawan yang berjumpa tapi tidak ada yang mau dibicarakan dan hanya rindu saja; tentang dua orang tua yang satu mengingatkan bahaya rokok sedangkan satu lagi enggan mendengarkan; tentang dua orang yang merayakan berhentinya mereka dari rokok dan kopi dengan cara merokok dan meminum kopi; tentang pelayan yang terus menerus ingin mengisi kopi seorang perempuan yang duduk sendiri di kafé dalam rangka menarik perhatiannya, dan sebagainya.
Jarmusch, seperti biasa, punya kesenangan untuk menampilkan keseharian dengan segala absurditasnya. Ia tidak sedang menggurui kita mengenai suatu filsafat mendalam yang terkandung dalam kopi dan rokok. Coffee and Cigarettes menampilkan kopi dan rokok apa adanya ia dalam keseharian kita -yang justru menimbulkan renungan bagaimana sebenarnya kedua benda tersebut berkontribusi untuk mengisi jeda diantara dua orang yang berjumpa-.
Rekomendasi: Bintang Empat
Comments
Post a Comment