Pada tulisan ini, saya Syarif Maulana, akan menjabarkan kronologi selengkap-lengkapnya tentang segala proses berkaitan dengan kasus dugaan kekerasan seksual yang dituduhkan pada saya tanggal 9 Mei 2024 di media sosial X. Tuduhan tersebut menjadi viral dan menyebabkan saya dipecat dari berbagai institusi, tulisan-tulisan diturunkan dari berbagai media, buku-buku dicabut dari penerbitan, dan dikucilkan dari berbagai komunitas filsafat, termasuk komunitas yang saya bangun sendiri, Kelas Isolasi. Penulisan kronologi ini dilakukan dalam rangka menjelaskan duduk perkara dan perkembangan kasus ini pada publik berdasarkan catatan dan dokumentasi yang saya kumpulkan. Tuduhan kekerasan seksual (selanjutnya akan disingkat KS) kepada saya dimulai pada tanggal 9 Mei 2024, dipicu oleh cuitan dari akun @flutuarsujet yang menuliskan “... katanya dia pelaku KS waktu di Tel**m, korbannya ada lima orang …”. Kata “Tel**m” tersebut kemungkinan besar mengacu pada Telkom University, tempat saya bekerja seb
27 Ramadhan 1434 H
Malcolm X (1992) adalah film yang menceritakan tentang biografi pejuang orang-orang kulit hitam di Amerika Serikat bernama Malcolm X. Film yang disutradarai oleh Spike Lee tersebut menampilkan akting Denzel Washington yang sangat baik dalam memerankan tokoh yang lahir di tahun 1925 ini. Film Malcolm X, yang berdurasi lebih dari tiga jam, cukup lengkap dalam menceritakan kejadian-kejadian penting dalam kehidupan orang yang bernama asli Malcolm Little tersebut.
Film dimulai dari bagaimana Malcolm Little digambarkan mempunyai masa kecil yang traumatik karena keluarganya yang berkulit hitam kerapkali diteror oleh kelompok rasialis bernama Ku Klux Klan. Ayah Malcolm digambarkan sebagai pendeta yang mengajak jemaatnya untuk kembali ke tanah kelahirannya di Afrika. Katanya, Amerika Serikat bukanlah tempat yang aman bagi kita semua. Rupanya rasialisme yang diterima Malcolm sejak kecil ini membentuk kepribadiannya ketika beranjak dewasa. Ia berkarir di Nation of Islam dan bersama Elijah Muhammad, ia menjadi orator ulung dalam menyebarkan keyakinan bahwa seyogianya orang kulit hitam dipisahkan dari orang kulit putih -alih-alih dileburkan-. Malcolm Little kemudian mengganti namanya menjadi Malcolm X. Katanya, "X" menggantikan nama budak kami sebelumnya. Nanti suatu saat ketika kami sudah merdeka dan hidup di tanah Afrika, "X" akan kami ganti dengan nama baru yang menunjukkan kemerdekaan kami.
Rupanya tidak mudah untuk menggambarkan potret seorang Malcolm X di tengah kehidupannya yang cukup kontroversial. Ketika dirilis filmnya, Spike dan Denzel konon sudah mengantongi paspor untuk bersiap jika suatu hari mereka harus keluar dari Amerika Serikat karena mendapat tekanan dari film tersebut. Film Malcolm X tentu saja harus dilengkapi pengetahuan sejarah yang lebih komprehensif agar bisa dinikmati secara menyeluruh. Namun kita bisa melupakan itu semua ketika melihat bagaimana akting Denzel yang sempurna, seolah-olah menjadi Malcolm yang sebenarnya.
Rekomendasi: Bintang Empat
Comments
Post a Comment