Pada tanggal 21 Agustus 2024, seorang perempuan, mantan mahasiswi, menjangkau saya via DM Instagram untuk mengucapkan simpati atas hal yang menimpa saya. Singkat cerita, kami berbincang di Whatsapp dan janjian untuk berjumpa tanggal 6 September 2024 di Jalan Braga. Tidak ada hal yang istimewa. Dia sudah punya pacar dan juga memiliki mungkin belasan teman kencan hasil bermain dating apps . NK baru saja bercerai dengan membawa satu anak lelaki. Dia adalah mahasiswi yang saya ajar pada sekitar tahun 2016 di sebuah kampus swasta. Dulu saya tidak punya perhatian khusus pada NK karena ya saya anggap seperti mahasiswa yang lainnya saja. Namun belakangan memang dia tampak lebih bersinar karena perawatan diri yang sepertinya intensif. Selain itu, bubarnya pernikahan selama sebelas tahun membuatnya lebih bebas dan bahagia. Sejak pertemuan di Jalan Braga itu, saya tertarik pada NK. Tentu saja NK tidak tertarik pada saya, yang di bulan-bulan itu masih tampak berantakan dan tak stabil (fisik, ...
28 Ramadhan 1434 H
Pather Panchali dibuat dengan dana yang relatih rendah yakni US $ 3000. Tapi di tangan sutradara Satyajit Ray yang banyak terpengaruh oleh Neorealisme Italia, film yang berpusat pada seorang anak bernama Apu tersebut menjadi film yang berkualitas. Meski film tersebut adalah film pertamanya dan diperankan oleh aktor-aktor non-profesional, Pather Panchali -yang merupakan bagian pertama dari trilogi yang biasa disebut dengan Apu Trilogy-, meraup respon positif dan diakui oleh sutradara ternama Hollywood, Martin Scorsese, sebagai film favoritnya. Pather Panchali sering disebut-sebut sebagai salah satu film terbaik sepanjang masa.
Dengan kualitas visual yang seadanya, Pather Panchali bercerita tentang kehidupan Apu (Subir Banerjee) dan keluarganya yang miskin. Apu, bungsu dari dua bersaudara (kakaknya bernama Durga), dibesarkan oleh ayah yang bekerja sebagai pendeta tapi juga masih menyimpan harapan untuk menjadi pujangga. Meski pendapatan ayahnya tersebut kecil untuk menghidupi keluarga, namun Apu dan Durga tetap menikmati masa kecilnya dengan bermain bersama. Film ini lambat laun menampakkan tragedinya ketika satu per satu anggota keluarga Apu meninggal. Apu dipaksa untuk mandiri menghadapi kenyataan demi kenyataan tersebut.
Pather Panchali adalah film dengan cerita yang relatif sederhana. Namun bagaimana Satyajit Ray menampilkan kesederhanaan tersebut, menjadi hal yang menarik untuk kita cermati. Gambar-gambar yang disajikan oleh Ray, meski hitam putih, dihadirkan sedemikian rupa sehingga tampak anggun dan puitik -Mengingatkan kita pada bagaimana teknik pengambilan gambar yang dilakukan oleh Akira Kurosawa-. Caranya melakukan montage, caranya melakukan mise en scène, menunjukkan bahwa Ray tidak terhambat oleh dana dan keamatiran pemainnya. Tidak dapat dipungkiri, film ini sangat penting untuk ditonton, terutama bagi mereka yang kadung mempunyai stereotip bahwa film India harus berisi tarian dan nyanyian.
Rekomendasi: Bintang Lima
Comments
Post a Comment