Pada tanggal 21 Agustus 2024, seorang perempuan, mantan mahasiswi, menjangkau saya via DM Instagram untuk mengucapkan simpati atas hal yang menimpa saya. Singkat cerita, kami berbincang di Whatsapp dan janjian untuk berjumpa tanggal 6 September 2024 di Jalan Braga. Tidak ada hal yang istimewa. Dia sudah punya pacar dan juga memiliki mungkin belasan teman kencan hasil bermain dating apps . NK baru saja bercerai dengan membawa satu anak lelaki. Dia adalah mahasiswi yang saya ajar pada sekitar tahun 2016 di sebuah kampus swasta. Dulu saya tidak punya perhatian khusus pada NK karena ya saya anggap seperti mahasiswa yang lainnya saja. Namun belakangan memang dia tampak lebih bersinar karena perawatan diri yang sepertinya intensif. Selain itu, bubarnya pernikahan selama sebelas tahun membuatnya lebih bebas dan bahagia. Sejak pertemuan di Jalan Braga itu, saya tertarik pada NK. Tentu saja NK tidak tertarik pada saya, yang di bulan-bulan itu masih tampak berantakan dan tak stabil (fisik, ...
11 Ramadhan 1433 H
The Tree of Life adalah film eksperimental yang digarap oleh Terrence
Malick. Film ini, meski berkisah tentang konflik keluarga, namun Malick tidak
melihatnya dalam kacamata sempit keluarga itu sendiri. Ia mengajak penonton
untuk melihat konflik tersebut dengan cara pandang mahaluas: Dari sudut pandang
penciptaan alam semesta dan evolusi. Sudut-sudut pengambilan gambarnya pun
menarik dan tak biasa.
The Tree of Life dimulai dengan flashback
masa kecil Jack (Sean Penn) ketika ia masih bersama orangtuanya
di Texas.
Jack mempunyai dua orang adik dan orangtua yang mempunyai
karakter ayah dan ibu pada umumnya. Sang ayah, Mr. O’Brien (Brad Pitt) adalah
tipikal ayah yang keras, yang melihat dunia si anak kelak akan menjadi dunia
yang korup dan menyedihkan. Sehingga Mr. O’Brien lebih membiasakan anak-anaknya
untuk mandiri dan disiplin. Sedangkan
sang ibu, Mrs. O’Brien (Jessica Chastain) melihat anak-anaknya sebagai berkah,
yang harus dijaga, yang mesti mendapat perhatian karena dunia kelak bisa
dihidupi dengan cinta dan kasih sayang.
Namun
Mr. O’Brien lama kelamaan tidak terlihat sebagai orangtua yang menyenangkan bagi Jack. Ia
lebih terasa sebagai pria yang gila hormat, yang Mr. O’Brien akui sendiri
sebagai, “I’m a Big Man”. Mr. O’Brien
tidak mau dipanggil dad, ia hanya mau
dipanggil father. Ia juga mewajibkan
anak-anaknya untuk mengakhiri setiap ucapan bagi dirinya dengan akhiran sir. Hal tersebut lambat laun mengubah
perilaku Jack dari yang tadinya tunduk selalu, menjadi berontak. Ia pun mulai
berani melawan dan mengatakan, “Aku mau melakukan apa yang kulakukan.”
Namun bukan pertentangan itu yang
membuat film Malick ini disebut eksperimental. Melainkan bagaimana ia
menghadirkan efek penciptaan alam semesta dan evolusi dengan sensasional
(mengingatkan pada stargate sequence-nya
2001: A Space Odyssey). Ia seolah mau
menunjukkan posisi manusia dalam mikrokosmos maupun makrokosmos. Di sela-sela
adegan penciptaan itu selalu ada voiceover
berupa doa dari masing-masing anggota keluarga . Menunjukkan bahwa manusia bisa
melampaui dirinya, masuk ke jagat makrokosmos lewat kesadaran akan alam
semesta. The Tree of Life adalah film
menarik, eksperimentasi yang mengasyikkan dari Malick.
Rekomendasi: Bintang Lima
Comments
Post a Comment