Di akhir abad ke-19, diawali dari usaha pemisahan psikologi dari filsafat, muncul istilah Psychologismus-Streit atau "perselisihan psikologisme". Apa itu psikologisme? Psikologisme adalah pandangan bahwa segala konsep/ gagasan dalam filsafat (batasan pengetahuan, sistem logika, dan lain-lain) dapat ditarik penjelasannya pada pengalaman mental atau proses psikologis (Vrahimis, 2013: 9). Posisi psikologi yang kian mantap dengan penelitian empiriknya membuat filsafat mesti mendefinisikan kembali tugas dan posisinya: jika segala problem filsafat bisa direduksi pada aspek mental, masih adakah sesuatu yang disebut sebagai filsafat "murni"? Menariknya, perselisihan ini tidak hanya di ranah perdebatan intelektual, tapi juga terbawa-bawa hingga ke ranah politik. Pada tahun 1913, 107 filsuf, beberapa diantaranya adalah Edmund Husserl, Paul Natorp, Heinrich Rickert, Wilhelm Windelband, Alois Riehl, dan Rudolf Eucken menandatangani petisi yang menuntut menteri kebudayaan Jer
Amorres Perros adalah film garapan sutradara Meksiko, Alejandro
Gonzales Inarritu yang sering disebut sebagai bagian pertama dari triloginya
yang dinamai death trilogy. Film
kedua dan ketiganya yaitu 21 Grams
dan Babel, punya benang merah yang
bisa ditarik bersamaan dengan Amorres
Perros, yaitu: Bertemakan kematian serta cara bertutur yang mula-mula
terpisah namun lama kelamaan terlihat ada kesatuan diantara pecahan-pecahan
tersebut –maka itu karya Amorres Perros
ini sering dijuluki sebagai “Mexican Pulp
Fiction”, mengacu pada film Quentin Tarantino berjudul Pulp Fiction yang juga berisi pecahan-pecahan peristiwa yang
nantinya dirajut-.
Namun bukan hanya cara bertuturnya
saja yang membuat film ini menjadi menawan. Melainkan juga bagaimana cara Inarritu mengangkat adegan-adegan keseharian
yang begitu dekat, disertai pengambilan gambar yang realistik –sehingga film
ini juga dijuluki beraliran Mexican
neo-realist, didukung pula oleh aktor-aktornya yang banyak diantaranya
non-profesional-. Walhasil, meski Amores
Perros awalnya menciptakan kebingungan karena pecahan-pecahan adegan yang
tidak berkesinambungan, namun film ini luar biasa menyentuh dan agaknya penonton
sulit sekali untuk tidak terharu.
Amorres Perros dibagi dalam tiga babak. Bagian pertama adalah Octavio y Susana, kisah tentang
bersaudara Octavio (Gael Garcia
Bernal) yang begitu mencintai wanita (Vanessa Bauche) bernama
Susana yang
tidak lain adalah istri dari kakaknya sendiri. Bagian kedua adalah Daniel y Valeria yang berkisah tentang
perselingkuhan antara pengusaha bernama Daniel
(Alvaro Guerrero) dengan supermodel bernama
Valeria (Goya Toledo). Bagian ketiga berjudul El Chivo y Maru yang berkisah tentang pembunuh bayaran berjuluk El Chivo (Emilio Echevarria) yang pernah
dipenjara 20 tahun lamanya sehingga mesti berbohong pada sang putri bahwa ia
sudah meninggal dunia. Ketiga cerita ini punya kesamaan, yaitu sama-sama
melibatkan anjing diantara para tokohnya. Konon ini merupakan suatu sindiran:
Ketika manusia seringkali tak punya pijakan pada siapa ia harus setia, anjing
mengajarkan tentang kesetiaan tertinggi.
Rekomendasi: Bintang Lima
Comments
Post a Comment